Mendengar lisanmu sangat syahdu
Aku tidak gila tapi terayu.
kerjamu membuat lagu,
tapi kau ku paksa untuk menjamu.
Setiap pagi ku menyeduh kopi
sesekali kau buatkan roti
sangat wajib aku dilayani.
Kau tak perlu takut,
semua harus terjadiÂ
dan memang selayaknya begitu.
Menyentuh tulangmu,
seperti menghirup jamu.
Sudah ketuk palu,
bahwa kau setia disampingku.
bahkan mengemis ingin memujaku.
tentu semua itu karena aku
yang memerintahmu tanpa lagu.
Kadang kau menangis, kadang tersenyum
tapi kau semakin mengenal Tuhan.
kamu setia disaat lebam
meski kau tak ingin bertahan.
Aku dilayani oleh seluruh jiwamu
dipuaskan oleh semua tubuhmu.
tentu kamu bukan pembantu.
semua terjadi karena aku candu,
dan kau wajib melakukan itu,
sampai kau jadi debu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H