Saat dia belum mekar, kelopaknya membantu anda agar tetap minum dan makan. Saya terlalu kecil untuk melihat dan mengingat kembali sejarah itu. Namun yang saya yakini dia berusaha memberikan asuhan yang terbaik  meski usianya belum layak untuk dibilang indah dan matang.
Belakangan saya meninggalkan kalian untuk suatu tahap yang harus dilaksanakan. Saya mengabaikannya, saya membiarkannya merintih kesakitan padahal saya mampu untuk menjabat tangan. Kepergian yang tak histeris, karena saat itu gonggongan anjing memenuhi ruang telinga untuk bisa mengarung kesedihan.
Penyesalan selalu berhasil ditumbuhkan setan setelah semua tak lagi bisa dilihat. Air mata sebanyak telaga dipuncak gunung singgalang tak mampu mengembalikan yang tak terlihat.
Dan untuk 1 gonggongan, yang matanya telah saya lupakan. Berdamai dengan diri sendiri jauh lebih menenangkan hati dan fikiran.
Cintailah mereka yang kalian sayang sebelum mereka pergi dan tak terlihat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI