Mohon tunggu...
Lutfi Koto
Lutfi Koto Mohon Tunggu... Lainnya - Long life learning - Education
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Always learning - Always education

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan sebagai Manusia Beragama

3 Agustus 2022   21:18 Diperbarui: 4 Agustus 2022   08:15 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Lahir Suara yang didengarkan ke telinga adalah Maha Pencipta. Tuhan Yang Maha Kuasa. Saat remaja, masa dimana hormon dan nafsu bergejolak. Agama melarang untuk seks bebas, tapi nafsu menggebu.

Ingin mengukir tato dibadan tapi dilarang. Ingin merasakan enaknya makan barang haram tetapi tidak boleh. 

Para pemalas akan terus bermalasan. Mereka yang telah berjuang merasa frustasi karena semua yang ada didepan mata berpotensi untuk dosa. 

Belajar tanpa kecurangan, bekerja karena prestasi dan loyalitas. Semua yang dianjurkan seperti sulit untuk dilakukan. Mereka yang bisa melakukan perintah agama tidak dijamin masuk surga diakhir hayat. Mereka yang terlena dan tidak sanggup menahan nafsu akan melakukan semaunya.

"Begitu sulit menjalani hiduo" pemuka agama berkata itu kata-kata dari seorang yang lemah dan tidak mau berjuang. Sejatinya menjadi seorang yang beragama harus merasa nikmat dalam menjalani hidup, bahkan ketika sedang diuji banyak cobaan. Apakah anda sudah lelah.? atau masih berjuang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun