Ketidakseimbangan kekuatan dan potensi ancaman militer dari Amerika Serikat mendorong Korea Utara untuk keluar dari NPT dan mengembangkan senjata nuklir sebagai langkah antisipasi. Implikasi dari analisis ini adalah perlunya upaya denuklirisasi di masa depan di semenanjung Korea. Neorealisme menunjukkan bahwa rasa takut bersama (shared fear) dapat menjadi motivator untuk kerjasama. Upaya denuklirisasi dapat difasilitasi melalui negosiasi multilateral untuk membangun kepercayaan dan mempromosikan kerja sama internasional.
Kesimpulan dari studi kasus adalah tindakan Korea Utara keluar dari NPT dan mengembangkan senjata nuklir kompleks dan didorong oleh berbagai faktor, termasuk kekhawatiran keamanan nasional, ketidakseimbangan kekuatan, dan rasa takut bersama. Perspektif neorealisme menawarkan kerangka kerja untuk memahami motivasi Korea Utara dan pentingnya dialog dan kerjasama dalam mencapai denuklirisasi di semenanjung Korea.
4. Perspektif Idealisme
Setelah Perang Dunia pertama berakhir, idealisme adalah ideologi yang paling banyak dipelajari. Metode ini lebih menekankan nilai dan kebiasaan daripada kepentingan nasional. Idealisme memberikan pemahaman tentang keamanan kolektif, juga dikenal sebagai keamanan kolektif, sebagai sistem di mana masing-masing negara anggota menerima asumsi bahwa keamanan suatu negara merupakan perhatian dari semua negara anggota dan bahwa mereka dapat bekerja sama untuk memerangi agresi.Â
Salah satu organisasi internasional yang didirikan untuk menjaga perdamaian di seluruh dunia setelah Perang Dunia I adalah Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Organisasi ini berdiri atas gagasan Idealisme bahwa manusia secara naluriah bekerja sama untuk menciptakan perdamaian.
Idealisme juga merupakan suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya ide-ide, nilai-nilai moral, dan prinsip-prinsip etis dalam kehidupan manusia dan struktur sosial. Dalam konteks politik dan sosial, idealisme menekankan bahwa kebijakan dan tindakan harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan tujuan jangka panjang yang luhur.
5. Perspektif Liberalisme
Menurut teori liberalisme, manusia ingin memiliki kekuasaan, tetapi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, perlu ada kerja sama di segala bidang. Dalam teori liberalismedifokuskan pada individu manusia sebagai warga negara sebagaimana penyataan John Locke bahwa negara ada untuk menjamin kebebasan warga negaranya.Â
Aliran pemikiran yang menekankan kebebasan individu, hak-hak asasi manusia, dan pasar bebas sebagai prinsip-prinsip utama dalam pengaturan kehidupan sosial dan politik. Liberalisme percaya bahwa kebebasan individu adalah elemen fundamental untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.
Studi Kasus dalam Perspektif Idealisme dan Liberalisme