3. Perspektif Neorealisme
Neorealisme menekankan pentingnya struktur sistem internasional yang konstan dan pengaruhnya terhadap perilaku aktor. Struktur ini, yang dicirikan oleh anarki dan distribusi kekuatan antar negara, membentuk dinamika politik global. Neorealisme sepakat dengan Realisme klasik bahwa politik internasional berpusat pada perebutan dan kompetisi kekuatan.Â
Negara, sebagai aktor utama, berfokus pada kelangsungan hidup dalam sistem anarkis ini. Distribusi kekuatan antar negara, berdasarkan kemampuan dan kapabilitasnya, menjadi penentu utama dalam politik global.
Neorealisme memandang sistem internasional sebagai arena "perjuangan kekuatan" di mana struktur anarkis yang dominan memengaruhi hubungan antar komponen. Dalam sistem ini, negara sebagai unit utama berupaya untuk bertahan hidup dalam kompetisi internasional yang ditentukan oleh pola distribusi kekuatan berdasarkan kemampuan masing-masing unit.Â
Berbeda dengan Realisme klasik yang menekankan peran perilaku manusia dan agen dalam memengaruhi struktur internasional, Neorealisme lebih fokus pada struktur internasional itu sendiri sebagai arena politik internasional yang memengaruhi perilaku aktor.
Neorealisme menganggap negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional, menjadi pusat organisasi kekuatan politik yang menjadi dasar politik global. Dalam struktur anarki, aktor-aktor, termasuk aktor dominan (negara-negara superpower) dan lainnya, berinteraksi. Negara sebagai aktor utama bergerak dalam merespons struktur internasional yang anarki, membuatnya curiga terhadap negara lain.
Neorealisme menawarkan kerangka kerja untuk memahami politik global dengan fokus pada struktur sistem internasional, distribusi kekuatan antar negara, dan dinamika perebutan kekuasaan. Perspektif ini memberikan wawasan penting tentang perilaku negara, pola interaksi, dan konsekuensi yang muncul dalam sistem internasional yang anarkis.
Studi Kasus : Proliferasi Nuklir Korea Utara
Menurut perspektif neorealisme, tindakan Korea Utara keluar dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan mengembangkan senjata nuklir dapat dilihat sebagai strategi survival dalam sistem internasional yang anarkis. Korea Utara mengembangkan senjata nuklir untuk melindungi diri dari ancaman eksternal, khususnya dari negara-negara nuklir seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Neorealisme menekankan pentingnya kekuatan keras dalam politik internasional, dan Korea Utara memandang senjata nuklir sebagai alat untuk menyeimbangkan kekuatan dan deteren agresi. Kebijakan Korea Utara terhadap NPT dipicu oleh kehadiran pasukan Amerika di Asia Timur. Neorealis percaya bahwa negara-negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kekuatan mereka untuk mencapai keamanan.