Mohon tunggu...
Lutfi Fira Firnanda
Lutfi Fira Firnanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Aktif Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta

Konten Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinasti Umayyah: Peradaban Islam Terbesar di Abad Pertengahan

26 Juli 2024   09:38 Diperbarui: 26 Juli 2024   09:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto peninggalan Dinasti Umayyah yaitu Masjid Cordoba (Sumber : Republika.com)

Peradaban adalah hasil kebudayaan manusia yang memiliki nilai tinggi. Ajaran islam juga dapat diartikan sebagai ajaran menyeluruh yang melahirkan peradaban berpengaruh terhadap kehidupan manusia sejak dari zaman Rasulullah ï·º sampai zaman modern. Perkembangan peradaban ajaran agama islam terbesar dan terpenting terjadi pada masa Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah merupakan bagian era klasik unik yang diakui karena berperan dalam membangun peradaban islam. Kebanyakan orang memandang masa Dinasti Umayyah adalah masa yang lemah apabila dibandingkan dengan masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang sangat nampak nilai islam dan Dinasti Abbasiyah masa The golden age of islam/puncak kejayaan islam.

Latar Belakang dan Peradaban Dinasti Umayyah

Setelah berakhirnya masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, pemerintahan islam dilanjutkan oleh Dinasti Umayyah. Dinasti Umayyah berdiri pada tahun 41 H/ 661 M. Berasal dari nama Umayyah bin 'Abdi Syams bin 'Abdi Manaf, kakek Abu Sufyan dan pembesar Mekkah pada masa pra islam.

Pada saat Muawiyah menjabat sebagai gubernur Damaskus, dia menuntut atas kematian Ustman bin Affan dan memprofokasi umat islam untuk menentang Ali bin Abu Thalib, profokasi itu berisi tentang penyerahkan pembunuh Ustman atau menerima status sebagai orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu, mengakibatkan Ali harus diturunkan dari jabatan kholifah, hal itu dilakukan Muawiyah karena dia merupakan kerabat Utsman bin Affan. Perselisihan antara Ali dan Muawiyah itu mengakibatkan Perang Shifin yang diakhiri dengan tafkhim.

Namun, peristiwa tafkhim itu menimbulkan terpecahnya anggota tafkhim menjadi 2 kubu, yaitu kubu yang membela Ali dan kubu yang menentang Ali, pertentangan itu menghasilkan politik baru seperti Khawarij, Syi’ah, dan Muawiyah yang mendominasi, tidak menyelesaikan masalah dan mengakibatkan konflik berkepanjangan yang menyebabkan terbunuhnya Ali bin Abu Thalib ditangan Khawarij pada tahun 660 M.

Setelah meninggalnya Ali bin Abu Thalib, Kekhalifahan dialihkan ke tangan anaknya yaitu Hasan bin Ali dan tidak disetujui penduduk Kuffah, hal ini menjadikan lemahnya kedudukan Hasan dan kuatnya kedudukan Muawiyah. Peristiwa itu menyebabkan terjadinya perjanjian damai antara Muawiyah dan Ali dengan melepaskan jabatan kekhalifahan dan memberikannya kepada Muawiyah agar tidak terjadi pertumpahan darah.

Peristiwa ini disebut dengan peristiwa ‘Amma al-Jama’ah (Tahun Persatuan), sebagai tanda bahwa umat islam telah sepakat hanya memiliki satu khalifah yaitu, Muawiyah bin  Abu Sufyan. Dan dialah pendiri pertama Dinasti Umayyah.

Masa Kejayaan Dinasti Umayyah

Setelah penyerahan kekhalifahan sebagai penguasa tertinggi pemerintahan islam ke tangan Muawiyah, maka mulailah tradisi politik baru dalam sejarah islam, dengan perubahan sistem pemerintahan dari demokarasi menjadi monarki. Pemerintahan Dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 khalifah.

Setelah berakhirnya masa kekhalifahan Muawiyah, maka dilanjutkan oleh khalifah-khalifah yang lainnya diantaranya khalifah Abdul Malik bin Marwan yang terjadi banyak kemajuan dalam pembangunan dan kestabilan dalam pemerintahan, dilanjutlah oleh Al-Walid bin Abdul Malik yang menjadi khalifah dengan sistem negara yang stabil dan bertahap dengan baik. Dimasa inilah terdapat hal yang paling menonjol yaitu perluasan dinasti islam yang sampai ke semenanjung Liberia (Andalusia). Kemudian masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, yaitu masa kekhalifahan yang paling singkat tapi memiliki peranan besar memperbaiaki sisi lemah negara dengan keteladanan dan dakwahnya, sehingga penyebaran islam dimasa ini bergerak cepat. Dan yang terakhir adalah masa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik yang menjaga eksistensi Dinasti Umayyah dengan mamajukan administrasi melalui program pencatatan yang rapih dan professional.

Masa Kemunduran Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah mengalami kemunduran setelah berkuasa sekitar 91 tahun. Permasalahan ini penyebab kemunduran itu dimulai dari sepeninggal Umar bin Abdul Aziz kemudian dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul Malik, yang mana masyarakat dimasa itu berada dalam ketentraman, kedamaian, yang kemudian berubah menjadi kacau karena terlalu mementingkan politik dan kebanyakan masyarakat tidak setuju dengan pemerintahan yang dipimpim oleh Yazid bin Abdul Malik karena cenderung kepada kemewahan dan tidak perhatian dengan kehidupan rakyat. Hingga berlanjutnya kekacauan itu sampai pada pemerintahan khalifah Hasyim bin Abdul Malik. Setelah wafatnya khalifah Hasyim bin Abdul Malik, sebagian besar khalifah Dinasti Umayyah selanjutnya bukan hanya lemah tapi juga memiliki moral yang buruk.

Pertikaian dan pembunuhan pada masa kekhalifahan terakhir Marwan menimbulkan kekacauan politik dan sosial sehingga bangsa menjadi tidak aman bahkan masyarakat yang duhulu diasingkan bersatu dengan kelompok Abu Muslim dan Abu Abbas. Bergabungnya masyarakat untuk mengalahkan kekuatan Bani Umayyah dan meninggalnya Marwan bin Muhammad menandakan kehancuran, keruntuhan serta berakhirnya masa kejayaan kekuasaan Dinasti Umayyah di Timur (Damaskus) pada tahun 750 M dan digantikan oleh Dinasti Abbasiyah serta dimulainya era baru Dinasti Umayyah di Barat (Andalusia/Spanyol). Adapun faktor penyebab hancurnya Dinasti Umayyah adalah :

Konflik-konflik pada masa Ali bin Abi Thalib, sisa-sisa golongan Syiah dan Khawarij terus menerus menjadi pihak yang oposisi bagi pemerintahan sehingga mengganggu stabiltas negara.

Pelanggaran janji yang dilakukan oleh pihak Umayyah terhadap Hasan bin Ali karena peralihan kekuasaan dikembalikan kepada umat Islam bukan turun temurun seperti kerajaan.

Munculnya kembali ta’assub jahiliyah atau fanatisme kesukuan yang pada masa Khalifah Rasidah berhasil ditekan.

Khalifah memiliki kekuasaan yang absolute. Khalifah tidak mengenal kompromi.

Gaya hidup mewah para khalifah. Kebiasaan pesta dan berfoya-foya dikalangan istana yang menyebabkan rendahnya moralitas dan mengganggu keuangan negara.

Tidak ada ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan khalifah sehingga terjadinya perebutan kekuasaan.

Banyaknya gerakan pemberontakan selama masa pertengahan hingga akhir pemerintahan Dinasti Umayyah.

Meruncingnya pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab Selatan (Arab Himariyah) yang menyebabkan Dinasti Umayyah kesulitan untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan serta keutuhan Negara.

Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijaksanaan para penguasa Bani Umayah, karena tidak didasari dengan syari’at Islam.

Adanya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Bani Hasyim yang mendapat dukungan dari golongan Syiah dan kaum Mawali yang merasa didiskriminasikan oleh pemerintahan Umayyah.

Peranan pemerintahan Dinasti Umayyah

Peranan kepemimpinan para khalifah besar sangatlah penting dalam memajukan peradaban, terdapat empat dampak positif dari kontribusi pemerintahan Dinasti Umayyah bagi perkembangan peradaban islam seperti Melakukan stabilitas politik, dalam hal ini khalifah besar pemimpin Dinasti Umayyah telah berkontribusi besar dalam kestabilan dinasti islam sehingga mengalami perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan, politik dan kegiatan agama. Perluasan wilayah, keberhasilan Dinasti Umayyah dalam bidang politik memberikan ruang besar untuk memperluas wilayah, dengan adanya perluasan wilayah tersebut semua bangsa dengan budayanya masuk kedalam wilayah islam. Membangun infrastuktur, ketika terjadi perluasan wilayah secara besar-besaran kondisi bangsa sangatlah stabil, sehingga dituntutlah Pembangunan infrastuktur untuk melancar jalannya pemerintahan sehingga banyak bidang kehidupan yang juga ikut berkembang. Dakwah islam, hal ini adalah hal yang penting dalam peradaban islam. Karena dakwah itulah eksistensi islam dalam negara menjadi kuat sehingga peradaban yang berkembang juga mencerminkan keislamannya.

Kesimpulan

Dinasti Umayyah memainkan peran penting dalam membangun peradaban Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Mereka berhasil mengubah sistem pemerintahan dari demokrasi menjadi monarki yang memberikan stabilitas politik untuk pengembangan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kegiatan keagamaan yang menimbulkan ketegangan sosial dan politik, serta konflik internal yang berkepanjangan. Meskipun dipandang sebagai masa yang lemah dibandingkan Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Abbasiyah, Dinasti Umayyah mencapai puncak kejayaan dengan perluasan wilayah yang besar, pembangunan infrastruktur yang signifikan, dan pengembangan dalam berbagai bidang kehidupan. Dinasti Umayyah meninggalkan warisan penting dalam bentuk stabilitas politik, perluasan wilayah Islam yang luas hingga ke Andalusia, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang menjadi cikal bakal bagi masa keemasan Islam selanjutnya. Dinasti Umayyah mengalami kemunduran akibat berbagai faktor internal seperti konflik politik, gaya hidup mewah, dan ketidakpuasan sosial. Runtuhnya Dinasti Umayyah pada tahun 750 M ditandai oleh kebangkitan Dinasti Abbasiyah di Timur (Mesir dan Timur Tengah) dan Dinasti Umayyah di Barat (Andalusia).

Disusun Oleh 

Evalia, Lutfi Fira Firnanda dan Putri Qurrata ’Ayun, S.Pdi., Lc., M.H (Mahasiwi Aktif dan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)

Referensi 

Manshur, F. M. (2003). PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA ARAB PADA MASA DINASTI UMAYYAH. Humaniora, 15(2), 172–180.

Nur, Muhamamad. (2015). Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan Kemunduran).  Jurnal PUSAKA Khazanah Keagamaan, 3(1), 111–126.

Ummatin, K. (2012). Tiga pilar penyangga eksistensi dinasti ummayyah. Jurnal Dakwah, XIII(2), 203–226.

Puji, Fuji. Rahmadi. (2018). DINASTI UMAYYAH ( Kajian Sejarah dan Kemajuannya ). Jurnal Al Hadi, III(2), 669–676.

Zein, N. R. (2022). Kontribusi Dinasti Umayyah Bagi Perkembangan Peradaban Islam ( 661-750 M ) Ummayah Dynasty Contribution To The Development Of Islamic Civilization ( 661-750 M ). 03. https://doi.org/10.24042/jhcc.v3i1.8532.

di

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun