Jamaah umrah diberi kesempatan 3 hari beribadah di Madinah, dengan sekali mendapat kesempatan ziarah ke Raudho dan Makam Nabi Muhammad SAW.Â
Semua prosedur ziarah di Madinah sudah diatur oleh muasasah atau provider tempat kami mengambil visa umrah.Â
Masuk ke Raudho pun tidak perlu berdesakan dan sangat nyaman sekali, karena hanya diperkenankan masuk ke Raudho per 50 orang saja selama 15 menit. Ziarah luar pun berjalan normal seperti biasanya.
Setalah 3 hari di Madinah, jamaah pun menuju Makkah. Perjalanan antar 5-6 jam, sesampainya di Makkah peserta tidak perlu dikarantina lagi. Bisa langsung beribadah di Masjidil Haram dengan prosedur yang berlaku.Â
Umrah telah dijadwalkan jamnya, kami mendapat jadwal umrah jam 23.00 malam.
Pelaksanaan umrah berjalan dengan teratur dengan diawasi askar Masjidil Haram, tidak boleh ada desak-desakan, jalur thawaf sudah dibuat sedemikian rupa oleh khodimul baitullah.Â
Setelah thawaf 7 putaran, jamaah tidak diizinkan berlama-lama di Mataf,  jamaah harus segera diarahkan ke tempat Sai.Â
Di bantaran Sai antara Shofa dan Marwah pelaksanaannya tidak ketat dan tidak ada prokes.Â
Setelah melaukan Sai pun, kami segera di arahkan keluar dari Masjidil Haram.
Pada masa pandemi , tidak diperkenankan thawaf sunnah dan mencium Hajarul Aswad, setiap jamaah umrah mendapat dua kali umrah dan ziarah keluar kota Makkah berjalan seperti biasa.
Di Makkah kami tinggal di hotel Mariot, dekat Pintu Raja Abdullah. Adapun konsumsi di hotel saat itu ialah nasi box yang diantar oleh petugas pada jam-jam makan.