Ungkapan 'berhentilah makan sebelum kenyang' atau 'ambil secukupnya' adalah hal yang umum kita dengar, namun sering diabaikan. Tanpa kita sadari, kalimat tersebut mengandung makna agar kita lebih menghargai makanan yang kita konsumsi. Sayangnya, masih banyak orang menyepelekan hal ini dan masih membuang-buang makanan. Padahal, sisa makanan butuh waktu 1-6 bulan agar dapat terurai.
Bereaksi akan hal ini, ada platform khusus yang hadir untuk menjawab masalah food waste di Surabaya. Corine Stefanie selaku co-founder platform EMAN Official, bercerita kalau ide ini berkiblat dari negara-negara Eropa, khususnya Belanda dan UK. Masyarakat di negara tersebut dinilai sangat peduli dengan makanan serta proses pengolahan makanan begitu detail guna menekan angka food waste. Hal ini yang kemudian EMAN coba terapkan, untuk menumbuhkan food waste awareness dan menjadi culture baru di masyarakat.
Eman food bukanlah food waste
Food waste adalah salah satu pencemaran lingkungan yang sering kita lakukan. Berdasarkan data dari The Economist Intelligence Unit tahun 2016, Indonesia merupakan penyumbang sampah terbesar kedua setelah Arab. Setidaknya ada 1,7 juta ton sisa makanan per tahun yang dihasilkan di Indonesia di mana setiap orang dapat menghasilkan 300 kilogram sisa makanan per tahun.
Mengambil dari istilah Bahasa Jawa, eman, yang berarti sayang (sekali kalau dibuang) beginilah cara Corine Stefanie memandang jumlah sisa makanan berlebih di Surabaya. "EMAN food itu bukan food waste," tuturnya. Ia menjelaskan kalau platform-nya menyelamatkan sisa makanan yang hari itu tidak terjual. "Jadi yang kita jual itu makanan surplus (lebih) kalau nggak diselamatkan akan menjadi food waste," jelasnya saat ditanya perbedaan food waste dan eman food.
Mengajak kerjasama pelaku usaha makanan
Sejak soft opening-nya di 12 Oktober 2020, sudah ada 11 bakery dari Surabaya dan Sidoarjo yang tergabung di EMAN. Dalam memperkenalkan platform EMAN, Corine dan tim menggunakan sistem jemput bola. Mereka mendatangi tenant-tenant untuk bertanya tentang pengolahan makanan surplus sambil menjelaskan proses bisnis yang memudahkan tenant dan tujuan dari EMAN. Langkah ini dinilai efektif, terbukti setelah berjalannya program EMAN, ada tenant baru yang mulai tertarik untuk bergabung.
Ke depannya, EMAN berencana melebarkan platform ini hingga ke Malang. Selain masih dalam jangkauan Jawa Timur, mereka menilai Malang memiliki banyak wisata kuliner dan tidak sedikit yang kesulitan menghadapi masalah food waste.
Kualitas makanan ditentukan oleh tenant
Kerjasama yang dijalin oleh EMAN dan tenant adalah memasarkan makanan yang tidak terjual kepada customer. Hari kerja Eman adalah Selasa, Rabu dan Jumat. Pada hari tersebut, EMAN akan menanyakan produk apa saja yang tidak terjual pada tenant untuk dipromosikan di akun instagram mereka @emanofficial.id.
EMAN box yang diselamatkan memiliki standar layak makan dan layak jual. Di awal kerjasama EMAN menjelaskan kalau mereka tidak menjual makanan rusak. Hal ini yang membuat semua kualitas makanan tersebut dikembalikan lagi ke tenant.
"Kita nggak melepas nama brand (bakery, resto) tersebut, karena posisi Eman sebagai platform penyalur makanan surplus dari tenant-tenant itu sendiri. Jadi secara tidak langsung customer akan mengetahui kualitas roti dari tenant aslinya," jelas Corine.
Untuk tenant sendiri, EMAN memberikan kartu eman sebagai proteksi ganda. Kartu tersebut berisikan nama tenant, tanggal diambil dan best before makanan tersebut. Selain itu, Eman senantiasa mengingatkan customer-nya untuk menyimpan makanan ke dalam kulkas bila tidak dimakan hari itu.
Dijadikan platform untuk berbagi
Di awal pendirian EMAN, mereka tidak menyangka akan mendapatkan feedback positif dari masyarakat di mana konsep bisnis ini dinilai solutif untuk mengatasi masalah food waste. Bahkan, ada customer yang membeli produk dari Eman meng-upload produk tersebut dengan memberikan caption jujur akan kepuasan pelayanan dan produk, sambil mendukung program EMAN.
Hal berkesan selama di Eman adalah ketika platform tersebut dijadikan tempat berbagi. Tidak jarang, ada customer sengaja membeli untuk diberikan kepada driver yang mengambil. "Ketika kita pesenin gojek dan dapet siapa drivernya terus dikasih tau kalau ini buat bapak, reaksinya so heartwarming. Mereka berterima kasih sambil cerita kalau nggak pernah dapat makanan merk ini dan akan dibagiin ke keluarga. Jadi, ya, seneng dengernya," cerita Corine saat ditanya pengalaman berkesannya.
Bukan hanya itu, EMAN juga mendatangi salah satu sekolah gratis di Surabaya untuk berbagi di momen Natal 2020 kemarin. Mereka senang bisa berbagi sesuatu walaupun bukanlah hal yang besar. Secara tidak langsung platform ini turut meningkatkan kepedulian kepada makanan dan masyarakat sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H