Adapun bentuk partisipasi orang tua dalam pendidikan seks anak dapat berupa sebagai pemberi informan yang dimana orang tua mencapaikan informasi menggunakan narasi mengenai pendidikan seks secara langsung pada anak, atau dapat berupa memberikan contoh kepada anak untuk dapat ditiru. Namun, hal tersebut haruslah berjalan dengan konsisten. Â Sehingga anak dapat terbiasa dengan contoh yang diberikan kepada anak sehari-hari. Serta, mengajarkan dan menanamkan kepada anak untuk berani berkata TIDAK dan berani berteriak meminta tolong jika mengalami hal-hal yang berbau mencurigakan yang akan dilakukan kediri anak oleh orang lain.
Berawal dari hal-hal kecil dan konsisten yang dimulai untuk dapat melindungi generasi-generasi penerus bangsa dan agama inilah, kita dapat melindungi anak-anak kita dari kejahatan seksual yang mengancam masa depan, mental, dan nyawa anak. Maka dari itu, perlunya bersama-sama mendobrak stigma buruk terhadap edukasi seksual terhadap anak demi menjaga generasi bangsa dari hal-hal yang membahayakan. Dan berawal dari orang tua sebagai guru pertama pada anak, anak bisa mendapatkan pendidikannya untuk bekal masa depannya. Jika bukan kita yang menjaga dan mendidik anak kita, lalu siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H