Mohon tunggu...
Lutfiana Aprilia
Lutfiana Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki kepribadian yang baik, saya mampu berfikir kritis ketika sedang membahas sebuah isu yang baru. saya memiliki hobi travelling, tetapi bukan hanya untuk main saja, tapi juga untuk menambah relasi dan pengalaman di hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kompetensi Pedagogik Pendidik: Kesadaran dan Aturan

7 Juni 2024   07:11 Diperbarui: 7 Juni 2024   07:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, ketika masih duduk di bangku sekolah, sering kita jumpai Bapak dan Ibu guru yang siap memberikan ilmunya kepada kita dengan cara mengajar. Di sekolah, kita diajari semua hal seperti keterampilan membaca, menulis, berfikir, dan yang lainnya. para guru yang mengajar juga mempunyai beberapa kemampuan yang harus dimiliki seperti kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional. Empat kompetensi tersebut sangatlah penting untuk dapat menjadi pendidik yang kompeten dan berkualitas. Tapi sayangnya, banyak guru yang belum menguasai benar akan kompetensi  itu.

Kompetensi Pedagogik yaitu keahlian dalam menguasai karakter siswa, dimana guru mempunyai keterampilan dalam menjelaskan materi dengan cara yang kreatif dan menyusun strategi menarik dalam pengajarannya, agar siswa tidak cepat bosan. Dilihat dari beberapa fakta, mayoritas guru lebih dominan dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah dan tanpa menggunakan media apapun. Hal itu membuat siswa menjadi kurang aktif dan menyepelekan pelajaran.

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah, saya masih menemui beberapa guru yang jarang menggunakan kompetensi pedagogik. Contohnya ketika guru menerangkan materi, saat yang bersamaan guru itu secara sadar malah menceritakan pengalaman pribadinya yang dimana cerita itu jauh dari materi yang diajarkan. Pada saat itu juga, para siswa merasa jenuh dan mereka lebih memilih untuk tidur ketika guru sedang berbicara. Contoh lainnya yaitu cara pengajaran guru sangatlah klasik, seperti hanya menerangkan materi di kelas dan memberikan tugas.

Dengan adanya cara mengajar seperti itu, sangat kurang efisien dan mudah membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Maka dari itu, dikeluarkannya kompetensi pedagogik untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menguasai karakter siswa yang mampu membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Kreativitas guru dalam mengajar juga dapat diasah agar layak diakui keprofesionalannya. Perlu disadari bahwa profesi guru merupakan salah satu profesi yang mulia, jangan hanya karena tidak menguasai satu kompetensi, keprofesionalannya dalam menjalankan tugas tidak dipertanggungjawabkan.

Untuk meminimalisir cara belajar yang monoton, guru sebaiknya lebih sadar dalam meningkatkan kualitas keterampilan dalam dirinya. Disarankan untuk selalu mengevaluasi kegiatan setelah pembelajaran selesai, agar jam pelajaran menjadi efisien dan efektif, serta para siswa juga mendapat benefitnya setelah mengikuti mata pelajaran di kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun