Mohon tunggu...
Lutfiana Safitri
Lutfiana Safitri Mohon Tunggu... -

Lutfiana Safitri\r\nPGMI\r\nFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan\r\nUIN Maulana Malik Ibrahim Malang\r\n"Dengan Bismillah,, aku bisa melakukannya"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Pengajaran PAUD Melalui Permainan

10 Juni 2014   05:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:26 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan bagaimanakah yang baik? Apakah cukup dengan permainan yang hanya menstimulasi otak saja? Ataukah permainan yang dapat menstimulasi seluruh perkembangan anak? Itulah yang perlu diperhatikan bagi para pendidik dan orang tua. Perkembangan dan pengetahuan anak tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas belajar saja, namun banyak permainan yang dapat menanamkan pengetahuan kepada anak. Karena anak adalah pembelajar yang aktif, maka perlu berbagai pengembangan pengajaran PAUD melalui berbagai aktivitas permainan. Berikut ini akan dipaparkan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan, antara lain:

1.Disesuaikan dengan perkembangan anak

Montessori mengemukakan bahwa setiap anak akan melewati masa peka atau periode sensitive. Setiap dalam masa peka tersebut anak-anak membutuhkan permainan yang berbeda-beda. Jika pemberian mainan tidak sesuai dengan masa peka atau periode sensitive yang dilewatinya, maka permainan tersebut tidak akan membawa danpak apa-apa, kecuali anak menjadi benci terhadap permainan tersebut.

2.Aman

Aman dalam artian tidak membahayakan fisik maupun psikis anak. Banyak mainan yang dibuat tanpa memperhatikan cat pewarna. Bahan baku untuk membuat alat permainan adalah factor utama aman dan tidaknya sebuah alat permainan digunakan. Jika bermainnya di lapangan atau di alam terbuka, maka factor aman ditentukan oleh tanaman beracun dan binatang berbisa.

Termasuk di sini adalah factor kebersihan area bermain. Anak-anak yang bermain di lingkungan kumuh dan kotor, akan membahayakan kesehatannya, disamping itu, hal tersebut juga akan berpengaruh pada sifatnya.

3.Menyenangkan

Permainan yang dipilih seyogyanya tidak hanya menyenangkan anak, tetapi juga yang dapat mencerdaskan anak. Factor menyenangkan dalam permainan sangat penting untuk diperhatikan, karena permainan yang tidak disenangi anak akan menimbulkan sifat benci dalam diri anak.

4.Mencerdaskan aspek tertentu

Pada tahap ini, pemilihan permainan tidak hanya terbatas pada kesesuaian dengan masa peka anak, aman, dan menyenangkan, tetapi harus mencerdasakan. Howard Gardner telah menemukan Sembilan jenis kecerdasan pada anak. Tetapi, mencari satu jenis permainan yang dapat meningkatkan kesembilan jenis kecerdasan secara serempak sangat sulit.

Satu Permainan untuk Semua Kecerdasan

Inovasi Montessori di bidang metode pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini yakni pendekatan BCCT. Di Indonesia, pendekatan ini diterjemahkan menjadi “Pendekatan Sentra dan Saat Lingkaran”. Pendekatan ini berusaha untuk merangsang anak agar bermain secara aktif di sentra-sentra permainan. Pendekatan ini menghendaki anak menjadi pembelajar aktif. Sedangkan tugas guru bersifat pasif daripada aktif. Cirri khas dari pendekatan BCCT adalah duduk melingkar. Inilah alasannya mengapa pendekatan ini disebut “saat melingkar”.

Untuk merangsang perkembangan anak pada tahapan lebih tinggi, pendekatan ini menggunakan empat pijakan, yaitu:

1.Pijakan lingkungan bermain (Persiapan), guru lebih aktif daripada anak. Sebab, guru harus mempersiapkan lingkungan bermain sehingga sebelum anak masuk area sudah tertata rapi dan siap digunakan bermain. Persiapan tersebut mencakup pengelompokan usia anak dan klasifikasi tingkat pengembangan anak.

2.Pijakan sebelum bermain, kegiatan ini dilakukan oleh guru dan anak didik. Tugas guru ialah mengarahkan anak pada apa yang akan dilakukan pada permainan tersebut.

3.Pijakan selama bermain, tugas guru pada tahap ini hanya sekedar memotivasi, memfasilitasi, dan mendampingi.

4.Pijakan setelah bermain, anak harus dibiasakan mengambil sekaligus mengembalikan alat permainan edukatif yang digunakan sendiri, demikian pula pada pijakan ini.

Kita kembali lagi ke pembahasan seputar sentra. Sentra dalm permainan ini adalah zona bermain anak yang dilengkapi dnegan seperangkat alat permainan edukatif. Pola sentra sendiri dalam pendekatan BCCT telah dirancang mampu mengembangkan semua aspek kecerdasan pada anak. Sehingga anak bebas memilih jenis-jenis permainan apa saja yang disukainya. Apa saja bentuk-bentuk sentra tersebut?

1.Sentra ibadah

2.Sentra bahasa

3.Sentra balok

4.Sentra bermain peran

5.Sentra seni music

6.Sentra ketangkasan atau kinestetik

7.Sentra alam bebas

8.Sentra puzzle

Terima kasih, semoga bermanfaat J

Sumber: Suyadi. 2009. Permainan Edukatif yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Power Books (IHDINA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun