Mohon tunggu...
Lutfiana Safitri
Lutfiana Safitri Mohon Tunggu... -

Lutfiana Safitri\r\nPGMI\r\nFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan\r\nUIN Maulana Malik Ibrahim Malang\r\n"Dengan Bismillah,, aku bisa melakukannya"

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kemampuan yang Harus Dikembangkan pada Pendidikan Anak Usia Dini

10 Juni 2014   05:53 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:27 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita berbicara tentang Anak tidak akan ada habisnya. Pasalnya anak memiliki banyak keunikan seiring dengan pertumbuhannya. Tiap pertumbuhan tersebut mempunyai cirri khas sendiri, mulai anak lahir hingga berusia 6 tahun. Orang tua tentu bangga jika melihat anaknya tumbuh dan berkembang secara seimbang baik akal maupun fisiknya. Nah, maka dari itu orang tua dan pendidik perlu mengetahui beberapa kemampuan anak yang harus bahkan wajib dikembangkan untuk menunjang keseimbangan pertumbuhan anak. Tidak mustahil, jika orang tua mempunyai anggapan bahwa anak yang telah pandai calistung sejak usia dini justru lebih bangga karena mereka menganggap hal itu merupakan salah satu tinggat kecerdasan yang mendasar dalam perkembangan anak. Namun, perlu diingat juga bahwa perkembangan kecerdasan anak tidak hanya berawal dari pandai calistung. Dalam tulisan ini saya akan menguraikan kemampuan yang harus dikembangkan pada Pendidikan Anak Usia Dini:

1.Mengembangkan Kecerdasan Multiple Balita

Teori kecerdasan multiple adalah teori yang dikembangkan oleh Howard Gardner, yang menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai berbagai kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan multiple adalah sesuatu yang bias dikembangkan sejak dini. Usia balita adalah usia yang tepat untuk merangsang kecerdasan multiple anak.

Bagaimana cara merangsang kecerdasan multiple pada anak? Kita perlu tahu, ada delapan kecerdasan di dalam kecerdasan multiple, yaitu (a) kecerdasan berbahasa verbal linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), (b) logika matematika (kemampuan menggunakan logika matematika dalam memecahkan berbagai masalah), (c) visual spasial (kemampuan berpikir tiga dimensi), (d) bodily kinesthetic (keterampilan gerak tubuh, menari, olah raga), (e) musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), (f) emosi interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), (g) emosi intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), dan (h) kecerdasan naturalis (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).

a.Untuk merangsang kecerdasan bahasa verbal, ajaklah anak bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dan lain-lain.

b.Latih kecerdasan logika matematika dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklang, swipoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, dll.

c.Kembangkan kecerdasan visual spasial dengan mengamati gambar, foto, merangkai, dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, dll.

d.Latihlah kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu keki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga, permainan, dll.

e.Rangsang kecerdasan musical dengan mendengarkan music, bernyanyi, memainkan alat music, mengikuti irama dan nada.

f.Latih kecerdasan emosi interpersonal dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerja sama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama, dll.

g.Latihlah kecerdasan intrapersonal anak dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang cerita, dsb.

h.Rangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata ke gunung, pantai, sungai, mengamati langit, awan, bulan, bintang, dsb.

Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi, maka anak akan mempunyai kecerdasan multiple.

2.Melatih Kemampuan Koordinasi Otak Balita

Salah satu cara mendorong perkembangan otak anak adalah dengan melatih kemampuan koordinasi otak kiri dan otak kanan mereka. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa otak kiri manusia bertanggung jawab untuk hal-hal yang sangat berbeda dengan otak kanan. Penelitian membuktikan bahwa pada setiap orang hanya satu dari dua kedua belah otak ini yang memegang peranan dominan. Telah berulang kali disebutkan bahwa otak kiri adalah otak yang menganalisis, bertanggung jawab untuk pengukuran, logika, matematika. Adapun otak kanan, bertanggung jawab untuk kreativitas, seni, intuisi, dan penggunaan kata-kata.

Keseimbangan yang lebih baik di antara kedua belah otak meningkatkan rasa aman, harmonis, membantu kemampuan membaca dan mengerti, serta meningkatkan daya konsentrasi dan focus.

Aktivitas yang telah terbukti meningkatkan hubungan belahan otak adalah aktivitas yang menggunakan kedua bagian tubuh secara bersamaan. Pola bersilang yang kita gunakan saat berjalan atau berenang dan bayi digunakan ketika merangkak, mengambangkan dan menguatkan hubungan diantara belahan otak. Pola bersilang adalah gerakan ketika kita menggerakkan tangan kanan dan kaki kiri kita maju ke depan, kemudian tangan kiri dan kaki kanan. Penelitian menunjukan bahwa beberapa orang anak yang otaknya cdera dan tidak merangkak, mendapat beberapa kecacatan. Dengan melatih aktivitas merangkak, mereka menunjukkan perbaikan yang mengejutkan.

Aktivitas lain yang membantu menyeimbangkan belahan otak adalah berenang. Berlatih renag setiap hari bias meningkatkan kesehatan mereka secara pesat dan meningkatkan fungsi otak.

Permainan berlari dan merangkak yang menyenangkan juga akan membantu menyeimbangkan belahan otak kiri dan otak kanan anak. Bermain tangkap bola bersama juga dapat dilakukan. Berjalan dan berlari adalah aktivitas yang alami yang menggunakan pola bersilang dan sangat berguna dalam menyeimbangkan belahan otak kiri dan otak kanan.

Aktivitas yang baik untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri adalah dengan melatih tangan yang lebih lemah. Bila seorang anak tangan kanannya lebih dominan maka latihlah tangan kirinya, misalnya menulis, menangkap dengan tangan kiri, demikian sebaliknya.

Aktivitas lain yang sangat produktif untuk anak adalah bermain drum. Dengan belajar bermain drum, anak akan menggunakan kedua tangannya secara bergantian dan juga mempelajari pola. Bermain drum dapat menguatkan ingatan audio anak, meningkatkan hubungan otak, dan pengenalan akan pola. Hal ini akan melatih koordinasi otak anak.

Bertepuk tangan merupakan aktivitas lain, dengan cara menyesuaikan dengan pola irama lagu.

Terima kasih, semoga bermanfaat J

Sumber: Hasan, Maimunah. 2010. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Diva Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun