Riview Film
" Sexy Killers "
Oleh : Lutfi Aldiansyah Purwanto
Review Film Sexy Killers dapat diambil cerita mengenai proyek batu bara yang ada di Kalimantan yang sangat menyengsarakan warga sekitar karena sejak adanya proyek batu bara ini banyak lahan sawah yang berkurang akibat galian proyek tersebut yang sisanya dibiarkan begitu saja tanpa di atasi kembali, dengan adanya proyek itu juga mengakibatkan pencemaran air bersih baik untuk warga maupun aliran air yang ada pada persawahan warga, sawah-sawah pun teraliri oleh lumpur dan hasilnya banyak padi yang layu, begitupun bekas kubangan batu bara tersebut banyak memakan korban jiwa selebihnya dari tahun 2011 hingga tahun 2018, sebanyak 115 korban dan banyak pula rumah warga yang retak.
Kemudian kasus selanjutnya ada proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang didirikan di Batang, Jawa tengah pada tahun 2018. Yang dimana proyek ini membutuhkan kurang lebih 600.000 ton batu bara, dari adanya proyek ini menyebabkan beberapa kerugian kepada para petani yang termakan lahan sawahnya, begitupun dengan lahan kelapa yang tergusur bukan hanya berdampak buruk pada lahan warga tetapi juga pada pencemaran udara karena adanya asap yang dihasilkan dari sisa pembakaran yang bukan hanya menyebar ke tanaman, perairan bahkan sampai paru-paru manusia, karena asap ini mengandung senyawa berbahaya yang menyebabkan asma, infeksi pernapasan bahkan sampai kanker paru paru.
Tanggapan Film Dari kasus pertama yaitu mengenai proyek batu bara, dimana yang merugikan banyak oknum yang pertama adalah banyaknya lahan persawahan warga yang berkurang yang akhirnya banyak warga pula yang kehilangan pekerjaan, karena tanahnya diambil dan sisanya pun dibiarkan begitu saja, serta banyak warga juga yang mengeluh tentang berkurangnya air bersih bahkan dari lubang galian tersebut juga memakan banyak korban jiwa. Menurut saya hal seperti ini bukanlah suatu masalah yang sepele lagi dan harus ada penanggulangan khusus dari pemerintah dan pihak yang berkepentingan, jika memang dari awal akan diadakannya proyek semacam ini maka juga harus ada antisipasi dan tanggung jawab jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan bukan hanya diam saja seolah-olah tidak apa apa. Seperti pada contoh lubang galian sisa batu bara yang dibiarkan dan menelan korban jiwa, ini harusnya pemerintah mencari solusi agar sisa galian tersebut bisa pulih kembali jika tidak bisa seperti semula setidaknya ada cara lain untuk memulihkannya agar bisa terlihat rapi dan tidak sampai memakan korban jiwa.
Dan juga yang menurut saya perilaku kurang sopan disini ketika Gubernur Kalimantan Timur di tanya perihal korban jiwa dari seorang anak yang tewas pada lubang galian, namun Gubernur hanya memberi tanggapan bahwa itu merupakan "Nasib" sang anak meninggal pada lubang galian tersebut. Untuk kasus yang kedua mengenai permasalahan proyek PLTU di Batang, Jawa tengah. Dimana dengan didirikannya proyek ini banyak warga yang mengeluh kehilangan lahan sawahnya yang dijadikan sebagai lahan proyek PLTU dan akhirnya mereka kehilangan lahan pekerjaan mereka sehari-hari, untuk masalah ini sangat memberatkan warga karena mereka juga pasti membutuhkan pekerjaan untuk membiayai kehidupannya jika memang pemerintah mengambil alih dari tanah tersebut sehingga warga kehilangan pekerjaan seharusnya ada solusi yang meringankan warga untuk mudah mencari atau mendapat pekerjaan pengganti sehingga mereka tetap bisa bekerja walaupun kehilangan lahannya, kemudian untuk masalah pencemaran udara melalui sisa pembakaran PLTU ini yang harus benar benar diperhatikan oleh pemerintah karena ini tidak hanya menyangkut pada ranah pekerjaan saja namun sampai nyawa manusiapun dapat terkorbankan karena asap ini mengandung senyawa berbahaya yang menyebabkan asma, infeksi saluran pernafasan sampai kanker paru paru. Harusnya pemerintah mencari solusi yang lebih akurat dalam hal ini seperti bagaimana asap tersebut dapat terbuang bersih atau mungkin menggunakan penyaring asap yang lebih berkualitas dan juga memberi fasilitas kesehatan pada masyarakat sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H