Ketahui terlebih dahulu penyebab anak marah, diantaranya: tidak sesuai harapannya, orang tua yang ingkar janji, cemburu karena saudaranya lebih mendapatkan perhatian, dipaksa melakukan sesuatu dan minta perhatian karena kita sibuk di depan layar laptop.
Setelah tau peyebabnya, lebih mudah untuk menyikapinya. Jika anak marah karena tidak sesuau harapannya, minta anak secara baik-baik untuk menyampaikan kepada orang tua atau orang dewasa lain yang ada di rumah, misal: "Nak, coba ceritakan sama ayah, apa masalahnya?", berikan kesempatan kepada anak untuk bercerita sampai selesai, jangan dipotong, menyalahkan apalagi menyudutkan. Setelah anak selesai bercerita, segera direspon, jangan menunda untuk memberikan respon.
Tetapi ada juga anak yang tidak bisa mengungkapkan kemarahannya, kita bisa "membaca kemarahan itu dari bahasa tubuh, misal: mogok makan, cemberut, tidak mau keluar kamar atau menangis terus menerus tanpa sebab. Tetap minta anak untuk bercerita apa yang menjadi masalahnya, kalau anak belum dapat berbicara atau/ menceritakannya dengan baik, mintalah anak untuk mencontohkan/ membimbing tangan kita melalui gerakan. Ikatan emosi yang kuat memudahkan kita memahami keinginan anak, walau dengan bahasa isyarat. Kuncinya adalah bersabar menghadapi anak yang temperamen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H