Mohon tunggu...
Lutfiah Sungkar
Lutfiah Sungkar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hiduplah seakan-akan kamu akan mati besok. Belajarlah seakan-akan kamu akan hidup untuk selamanya. - Mahatma Gandhi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PPG Prajabatan UAD: Implementasi Penghayatan Terhadap Kebhinekatunggalikaan dan Nilai-Nilai Pancasila di SD Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta

27 April 2024   22:33 Diperbarui: 27 April 2024   22:47 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          

          Indonesia memiliki keberagaman suku, bahasa, budaya, dan agama. Keberagaman ini tergambar dalam Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini mencerminkan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam NKRI (Dewantara & Nurgiansah, 2021). Penanaman nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika pada tingkat satuan pendidikan sangat penting karena di dalam Pancasila terdapat nilai-nilai yang terkandung yang penting untuk diterapkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan mengamalkannya dalam pendidikan di sekolah maka akan membuat peserta didik memiliki berbudi pekerti yang baik atau karakter baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara yang mengatakan bahwa tempat penyemaian nilai-nilai budaya Indonesia yang berdasarkan pada nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah di sekolah (Sumanti, 2023).

            Bhinneka Tunggal ika menjadi pondasi dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila karena dalam Bhineka Tunggal Ika dapat mencerminkan nilai-nilai dasar Pancasila. Sejalan dengan pernyataan Putri, dkk (2023) mengatakan bahwa profil pelajar Pancasila menjadi tujuan dari pembentukan karakter peserta didik pada lingkungan sekolah dengan hakikat semboyan Bhineka Tunggal Ika. Pada konsep Kebhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun masyarakat Indonesia beragam namun tetap bersatu dan menghargai berbagai keberagaman yang ada. Maka dari itu, di sekolah dapat menjadi tempat dalam pembentukan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila, dengan menggunakan konsep Bhinneka Tunggal Ika yaitu peserta didik diajarkan untuk bersikap menghormati dan menghargai keberagaman suku, budaya atau latar belakang peserta didik. Hal tersebut akan membentuk peserta didik yang memiliki karakter  menghargai keberagaman serta memiliki rasa kebersamaan.

         Maka dari itu, dengan adanya Profil Pelajar Pancasila menjadi perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki perilaku yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Terdapat 6 yaitu beriman bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

         Berdasarkan observasi di SD Muhammadiyah Nitikan, terdapat banyak tanda dan simbol yang ada di eksositem sekolah terhadap kebhinekatunggalikaan sebagai bentuk penguatan identitas manusia Indonesia yang ada di SD Muhammadiyah Nitikan. Contoh pada setiap ruangan kelas dan ruangan perpustakaan memiliki foto Garuda Pancasila yang dipasang pada bagian tengah, dan sebelah kanan kiri dipasang foto presiden dan wakil presiden yang menjabat pada saat ini. Hal tersebut menunjukkan salah satu bentuk sekolah dalam menjunjung tinggi lambang negara Indonesia dan sekolah menunjukkan rasa nasionalisme. Dengan adanya lambang tersebut diingatkan bahwa Garuda Pancasila menjadi lambang negara sekaligus menjadi identitas bangsa.

Penghayatan terhadap Kebhinekatunggalikaan

       Selain itu, penghayatan terhadap kebhinekatunggalikan seperti pemutaran lagu nasional setiap pagi hari, budaya bersalaman setiap pagi. Ini merupakan simbol yang menunjukkan bahwa Manusia Indonesia adalah manusia yang memiliki sopan dan santun serta memiliki rasa cinta tanah air. Selain itu, peserta didik berbaur dan berteman dengan siapa saja meskipun berbeda suku, warna kulit dan status sosial. SD Muhammadiyah Nitikan terletak di Provinsi D.I Yogyakarta, sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya D.I Yogyakarta identik dengan suku Jawa dan Bahasa Jawa. Namun pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, peserta didik menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu. Peserta didik juga mendapatkan hak dan fasilitas yang sama di sekolah, tidak ada yang dilakukan berbeda oleh guru. Selain itu, peserta didik juga menggunakan seragam sekolah yang sama, hal ini menandakan bahwa bagaimanapun latar belakang peserta didik mereka tetap satu dan sama-sama seorang peserta didik yang menuntun ilmu di sekolah yang sama.

Nilai-Nilai Pancasila di SD Muhammadiyah Nitikan

        Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di SD Muhammdiyah Nitikan menguatkan identitas manusia Indonesia. Pancasila diakui sebagai dasar negara yang tidak dapat diganggu gugat dan menjadi panduan bagi warga negara Indonesia. Nilai-nilai yang ada pada Pancasila mencerminkan semangat persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila maka akan memperkuat identitas manusia indonesia. Hal ini dikarenakan identitas manusia indonesia berasal dari nilai-nilai pancasila. Setelah melaksanakan PPL di SD Muhammadiyah Nitikan mengenai  penghayatan nilai-nilai Pancasila di sekolah dapat diimplementasikan dalam beberapa kegiatan sebagai berikut:

  • Pada sila pertama : Ketuhanan yang Maha Esa, nilai ini mengandung pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun Indonesia mengakui keberagaman agama, nilai ini menegaskan bahwa negara Indonesia didasarkan pada keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa. Contoh : berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, pembiasaan shalat dhuha dan shalat fardu, ketika adzan zuhur dan ashar dikumandangkan seluruh peserta didik diam sejenak mendengarkan adzan tersebut, tidak mengganggu teman yang sedang beribadah, setiap hari jum’at dilakukan kegiatan sholat Jum’at berjamaah bagi laki-laki dan kegiatan keputrian bagi perempuan.
  • Pada sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai ini menekankan pada pentingnya menghormati hak asasi manusia, keadilan, dan sikap beradab dalam hubungan antarindividu, antar warga negara, dan antar negara. Contoh : melakukan kegiatan kemanusiaan seperti penggalangan dana kepada yang terkena musibah seperti bantuan untuk Palestina, menghormati dan menghargai bapak serta ibu guru yang mengajar atau pun yang tidak mengajar di kelas.
  • Pada sila ketiga : Persatuan Indonesia, nilai ini menegaskan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Persatuan ini mencakup semua aspek kehidupan, mulai dari persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antar wilayah. Contoh : menggunakan Bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia dan menggunakan Bahasa daerah yaitu Bahasa Jawa, saling berinteraksi dengan teman lainnya dengan tidak memandang suku, warna kulit dan perbedaan lainnya.
  • Pada sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, nilai ini menunjukkan bahwa pemerintahan di Indonesia harus didasarkan pada musyawarah dan mufakat, dan bahwa rakyat memiliki peran dalam proses pengambilan keputusan melalui perwakilan yang dipilih. Contoh : menghargai perbedaan pendapat teman, mengutamakan kepentingan bersama dalam mengambil suatu keputusan seperti dalam memilih ketua kelas dan struktur kelas lainnya.
  • Pada sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: nilai ini menekankan pentingnya pembangunan sosial yang merata dan adil, sehingga semua warga negara Indonesia dapat menikmati kesejahteraan dan keadilan dalam segala aspek kehidupan. Contoh: guru tidak membedakan fasilitas yang diberikan.
  • Kegiatan pembelajaran di kelas juga sudah terdapat nilai-nilai Pancasila yang merujuk pada profil pelajar Pancasila. Selain itu, terdapat pula kegiatan pembelajaran di luar kelas seperti kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang menjadi ciri khas dalam kurikulum merdeka. Contoh pada kelas IV di SD Muhammadiyah Nitikan pernah melakukan kegiatan P5 seperti membuat ecoprint dari daun pada kain, pembuatan kompos dari sampah organik, dan kegiatan berkebun.

         Berdasarkan penjabaran yang telah dipaparkan diatas, kesimpulannya adalah nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan merupakan nilai yang kursial yang harus di terapkan dan diimplementasikan pada semua jenjang pendidikan. Hasil observasi yang telah dilaksanakan di SD Muhammadiyah Nitikan terlihat bahwa implementasi penghayatan nilai kebhinekatunggaikaan dan nilai-nilai Pancasila telah terimplementasi dengan baik di SD Muhammadiyah Nitikan.

Referensi

Dewantara, J.A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Building Tolerance Attitudes Of PPKN Students

Through Multicultural Education Courses. Jurnal Etika Demokrasi, 6(1), 103-115.

Putri, A.D., Meilinda., & Susanti, R. (2023). Implementasi Nilai-Nilai Bhinneka Tunggal Ika Terhadap Profil Pelajar Pancasila di Lingkungan SMA N 1 Palembang. Jurnal Adijaya Multidisiplin, 1(1), 56-63

Sumanti, A. (2023). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Pondasi Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMA Negeri 1 Palembang. Jurnal Pendidikan West Science, 1(2), 45-50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun