Penulis adalah profesi yang tidak akan hilang. Peninggalannya bisa jauh lebih panjang dari usia sang penulis itu sendiri. Di era digital, kebutuhan menulis bukan hanya untuk penulis atau jurnalis. Kini, era informasi adalah miliki publik. Setiap orang bisa menulis, minimal buat status di sosial media, caption di instagram, atau jadi content creator buat vlogging ala-ala youtuber.
Di rangkaian acara #DanoneBloggerAcademy, Wisnu Nugroho memberi tahu sikap dasar seorang penulis;
Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk meragu-ragukan. Tentu bukan tanpa alasan. Akan tetapi, agar timbul keinginan untuk menggali lebih jauh sehingga menghantarkan diri untuk mencari kebenaran.
Kenapa harus skeptis?
"Jangan mudah percaya dengan apa yang kamu baca di internet, hanya karena ada foto dan quote di sebelahnya."
Karena dengan tidak memiliki sikap skeptis, bahayanya adalah seperti yang terjadi saat ini, masyarakat menelan mentah-mentah semua yang dilihat dan dibaca.
Dengan sikap skeptis, akan muncul tulisan-tulisan yang kaya dan berdaya.
Makin sederhana, makin kece.
Fakta bahwa banyak generasi millenial, benda yang pertama kali dicari saat bangun tidur adalah gawai. Orang banyak membaca informasi dari gawai, karena gaya kepenulisan di online lebih pendek dan praktis. Meski tantangannya adalah kedalaman tulisan terabaikan, tetapi di sisi lain tulisan pendek disarankan, maksimal 400 karakter.
Kenali Pembaca