Mohon tunggu...
Lutfiah Dwi Tanti
Lutfiah Dwi Tanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menulis Membaca Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SENI, KEBUDAYAAN, DAN RELIGIOSITAS: POJOK BACA DANARTO UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

29 Oktober 2023   17:52 Diperbarui: 29 Oktober 2023   19:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Danarto adalah seorang sastrawan dan seniman terkemuka di Indonesia yang lahir pada tanggal 27 Juni 1941 di Sragen, Jawa Tengah. Karya-karyanya telah dikenal oleh banyak orang karena karya-karya sastranya yang penuh dengan imajinasi dan keunikan, serta kritik sosial yang tajam. Beliau begitu banyak menciptakan karya sehingga menjadi inspirasi bagi banyak penulis dan seniman. Beliau adalah seorang seniman serba bisa yang menghasilkan karya-karya seni rupa, seperti relief, mozaik, patung, mural, dan lukisan dinding. Selain itu, beliau juga membuat karya sastra, seperti novel dan kumpulan cerpen, serta terlibat dalam bidang film sebagai penata dekorasi.

   Pada tahun 1973, Danarto pernah membuat pameran tunggal lukisan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta dengan tema "Putih di Atas Putih". Ia juga sering mengikuti pameran seni lukis keliling, teater, pergelaran musik, dan tari. Karya-karya Danarto antara lain adalah Godlob (kumpulan cerpen, 1975), Adam Ma'rifat (kumpulan cerpen, 1982), Keluarga Gerilya (novel, 1983), Berhala (kumpulan cerpen, 1987), Orang Jawa Naik Haji (kumpulan cerpen, 1984), Gergasi (kumpulan cerpen, 1993), Setangkai Melati di Sayap Jibril (kumpulan cerpen, 2001), Asmaraloka (novel, 1999), Gerak-Gerik Allah (Sejumput Hikmah Spiritual) (novel, 1975), Drupadi (novel, 1977),  Ikan-Ikan dari Laut Merah (kumpulan cerpen, 1979), 1001 Malam (novel 1995), dan Kitab Omong Kosong (novel, 1999). Pada tahun 2017, Danarto hadir dalam pembukaan pameran Sang Kekasih karya pelukis Nabila Dewi Gayatri di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Karya-karya Danarto dapat diakses di Indonesian Visual Art Archive - IVAA Online. Dan karya beliau yang paling terkenal adalah kumpulan cerpen Goodlob dan novel Keluarga Gerilya. 

   Kumpulan cerpen Godlob merupakan karya Danarto yang paling terkenal. Kumpulan cerpen ini berisi 12 cerpen yang masing-masing memiliki tema yang berbeda-beda tetapi menggambarkan perjalanan seorang tokoh yang mencari makna hidup di tengah kekacauan dunia modern. Cerpen-cerpen tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang sederhana namun sarat makna. Bahkan, hebatnya, Danarto membuat ilustrasi cerpennya sendiri. Dan dalam cerita ini, Danarto mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, keberadaan, dan hubungan manusia dengan Tuhan. 

   Novel Keluarga Gerilya juga merupakan karya terkenal Danarto. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang keluarga yang terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap pemerintah pada masa Orde Baru. Novel ini ditulis dengan gaya bahasa khas Danarto, yaitu sederhana namun penuh makna.

   Selain dua karya beliau tersebut yang terkenal, terdapat juga buku yang berjudul "Karya-Karya Lengkap Danarto". Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek yang menampilkan gaya tulisannya yang khas dan penuh dengan simbol-simbol. Cerita-cerita dalam buku ini sering kali menciptakan dunia fantastis yang mengundang pembaca untuk berimajinasi dan berpikir lebih dalam.

   Dalam karya-karyanya, Danarto menunjukkan bahwa hidup adalah sebuah ketikan, yang terdiri dari berbagai momen yang berbeda-beda. Karya-karyanya juga menunjukkan bahwa kehidupan manusia penuh dengan makna dan pesan yang dapat diambil untuk memperkaya kehidupan kita. Melalui tulisannya, ia sering kali menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya dan seringkali mengandung pesan-pesan filosofis, magis, dan spiritual. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menginterpretasikan pesan-pesan tersebut, seperti penelitian tentang gagasan tasawuf dalam kumpulan cerpen Godlob.

   Sebagai seorang seniman, Danarto tidak hanya menulis, tetapi juga melukis. Lukisan-lukisannya sering menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan gaya ekspresif dan abstrak. Dalam lukisannya, ia menggambarkan realitas melalui penggabungan warna, bentuk, dan tekstur yang unik.

   Selain itu, Danarto juga sering mengkritik berbagai isu sosial dan politik melalui tulisannya. Ia menggunakan kisah-kisah fiksi untuk mengungkapkan pandangannya terhadap ketidakadilan, korupsi, dan ketimpangan sosial. Kritik-kritiknya tersebut sering muncul dalam cerita-ceritanya yang menggambarkan realitas yang absurd.

   Oleh sebab itu, karya-karya Danarto memiliki daya tarik yang kuat karena keunikan dan keberanian dalam menyampaikan pesannya. Ia melampaui batasan-batasan sastra konvensional dengan menciptakan dunia-dunia baru yang menantang imajinasi pembaca. Ia juga menawarkan sudut pandang yang berbeda tentang kehidupan dan manusia, serta memberikan inspirasi bagi pembaca untuk melihat dunia dengan lebih kritis.

   Secara keseluruhan, Danarto adalah seorang seniman yang berbakat dan karyanya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam dunia Sastra Indonesia. Karya-karyanya yang unik dan penuh dengan pesan moral serta kritis membuatnya menjadi salah satu penulis yang perlu dihargai dan dipelajari. Dalam setiap tulisannya, Danarto mengajak pembaca untuk melihat kehidupan dari sudut pandang yang berbeda, menantang konvensi, dan meresapi makna kehidupan dengan lebih mendalam.

   Lalu, pada tanggal 9 April 2018, Danarto meninggal dunia. Namun, karya-karyanya tetap dikenang dan diapresiasi oleh banyak orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun