Mohon tunggu...
Lutfiah Ayundasari
Lutfiah Ayundasari Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidik

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Pemanfaatan serta Arti Penting Cagar Budaya di Nganjuk

7 Februari 2023   08:54 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:56 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Minggu, tanggal 01 November 2021 diadakan kegiatan " sosialisasi pemanfaatan serta arti penting Cagar Budaya di Nganjuk sebagai sumber belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan Sejarah" di Situs Cagar Budaya Candi Lor dan Situs Cagar Budaya Candi Ngetos Kabupaten Nganjuk yang diikuti oleh 25 peserta.

Mewakili tim Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Blasius Suprapta, M.Hum dalam sambutannya menyampaikan tujuan dari kegiatan sosialisasi ini yaitu untuk membekali guru IPS dan Sejarah dalam memanfaatkan situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Nganjuk sebagai sumber belajar dan media pembelajaran di SMA. Harapannya melalui sosialisasi ini Guru tidak mengalami kesulitan dalam mengembangkan sumber dan media pembelajaran IPS dan sejarah di kelas.

Pemateri menyampaikan, melalui cagar budaya kita dapat memperkenalkan jati diri bangsa dan memupuk sendi-sendi kebudayaan daerah Kawasan Nganjuk. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan mengenalkan situs cagar Budaya Candi Lor untuk memberikan pembelajaran bagi siswa tentang kejayaan Kabupaten Nganjuk. Sumber yang  dapat dimanfaatkan antara lain pertama Prasasti Anjukladang 865 C yang dikeluarkan oleh Raja Mpu Sendok. Kedua, situs Cagar Budaya Candi Ngetos untuk memberikan pemahaman siswa tentang teknologi pemasangan batu bata tanpa menggunakan semen. Ketiga adalah Bangunan Cagar Budaya Masjid Agung Al Mubarok di Berbek, dari situs ini diketahui dengan jelas proses masuk dan berkembanganya Isalam awal di Nganjuk dilakukan dengan cara damai. Hal ini dapat dibuktikan banyak unsur-unsur Hidhu-Buddha yang mewarnai arsitektur Masjid Agung tersebut. Bahkan Yoni yang mertupakan lambang agama Hindhu dialihfungsikan sebagai gomom yakni penanda waktu solat yang ditempatkan di halaman masjid tersebut.

Hasil kegiatan pengabdian ini, guru sejarah di wilayah Nganjuk dapat mengembangkan berbagai media dan sumber belajar sejarah serta menambah wawasan tentang benda cagar budaya di Nganjuk. Guru juga dapat memahami bahwa koleksi Museum Anjuk Ladang dan Cagar Budaya yang ada di Kabupaten dapat digunakan sebagai sumber dan media pembelajaran. Hal ini perlu dipacu secara terus menerus guna menumbuhkan kembangkan cinta budaya daerah serta memberdayakan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten di Nganjuk dapat difungsikan sebagai sumber belajar IPS dan Sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun