Senada dengan perkataan seorang penulis puisi handal Aan Mansyur:
Seburuk apapun kehidupan tetap indah dijadikan puisi.Â
Seorang shahabiyah Ummu Salamah pernah kehilangan suaminya, belahan jiwanya, setengah hidup dan matinya. Tapi apa yang dilakukan oleh seorang shahabiyah ini? Bukan sakit seperti kita ketika dihadapkan dengan perpisahan. Bukan mengeluh seperti kita ketika menerima kekecewaan. Beliau mengucapkan Alhamdulillah dan bahkan berdo'a kepada Allah agar diberikan ketabahan atas musibahnya dan diganti dengan yang lebih baik lagi. Apa yang Allah siapkan untuknya setelah kesabarannya, setelah ketegarannya di detik pertama kehilangan? Allah ganti dengan manusia paling mulia di muka bumi, manusia yang dicintai orang-orang di sekeliling nya, itulah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Allahuakbar, sungguh indah setiap goresan rencanamu ya Allah. Sungguh indah hikmah dibalik kesabaran atas ujianmu ya Allah.Â
Kehilangan adalah salah satu jalan kehidupan, tidak dinamakan kehidupan tanpa sebuah kehilangan.Â
Kehilangan itu sendiri adalah obat untuk sebuah keegoisan.Â
Kehilangan adalah kenikmatan,
Kenikmatan bagi kamu yang ikhlas dan melepaskan.Â
kenikmatan bagi hati yang lapang dalam menerima.Â
Bukankah setiap perkara muslim itu adalah kebaikan. Apabila diberi kenikmatan, maka ia bersyukur dan itu baik baginya. Apabila diuji dengan ujian, maka ia bersabar dan itu baik baginya.Â
Wallahu ta'ala a'lam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H