Mohon tunggu...
Lutfia Rahmadyanti
Lutfia Rahmadyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Seorang yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tren Minuman Manis Tingkatkan Risiko Diabetes Dini

7 Januari 2025   13:39 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Minuman manis menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Rasanya yang menyegarkan dan kemudahan akses menjadikan minuman ini sangat populer, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Namun, di balik kelezatan pada minuman manis ini, konsumsi yang berlebihan dapat berpotensi meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, terutama diabetes. Industri minuman manis di Indonesia terus berkembang pesat, didorong  dengan meningkatnya permintaan konsumen. Produsen minuman berlomba-lomba mengeluarkan produk baru dengan berbagai inovasi rasa dan harga yang dapat menarik lebih banyak konsumen. Melihat harga minuman manis yang cenderung murah bahkan dengan 3 ribuan saja konsumen bisa menikmati minuman manis tersebut. Kadangkala, produsen lebih memilih untuk mencampurkan dengan pemanis buatan agar dijual dengan harga yang lebih miring.

Di dunia yang semakin modern, minuman manis, seperti soda, jus kemasan, dan berbagai minuman manis lainnya, telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Namun, semakin banyak bukti ilmiah yang mengungkapkan bahwa konsumsi berlebihan minuman manis dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit serius, salah satunya adalah diabetes tipe 2. Bahkan, ada indikasi bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman manis sejak usia dini dapat menyebabkan diabetes lebih cepat pada usia yang lebih muda.

Minuman manis umumnya mengandung banyak gula tambahan, terutama dalam bentuk fruktosa dan sukrosa, yang memiliki dampak signifikan terhadap metabolisme tubuh. Ketika seseorang mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, tubuh akan memproduksi insulin untuk membantu mengatur kadar gula darah. Seiring waktu, konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, yang akhirnya dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa minuman manis, yang cepat dicerna dan diserap tubuh, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara tajam. Jika kondisi ini terjadi secara teratur, tubuh akan terpaksa memproduksi insulin dalam jumlah yang lebih besar, yang bisa membuat pankreas kelelahan dan meningkatkan kemungkinan resistensi insulin.

Salah satu faktor yang memperburuk masalah ini adalah tingginya konsumsi minuman manis di kalangan anak muda. Menurut data dari berbagai studi, anak-anak dan remaja saat ini lebih sering mengonsumsi minuman manis dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Bahkan, banyak anak-anak yang lebih memilih minuman manis sebagai bagian dari diet sehari-hari mereka, baik itu dalam bentuk soda, minuman berenergi, atau jus kemasan.

Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena masa muda adalah waktu kritis untuk membentuk kebiasaan makan yang sehat. Konsumsi berlebihan minuman manis pada usia dini dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi minuman manis secara teratur cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas, hipertensi, dan tentu saja, diabetes tipe 2, bahkan pada usia yang lebih muda.

Mengingat dampak serius yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi berlebihan minuman manis, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dari minuman manis, terutama di kalangan anak muda. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak negatif minuman manis:

  • Edukasi Masyarakat: Masyarakat, terutama orang tua dan pendidik, perlu diberikan informasi yang lebih banyak tentang dampak negatif dari konsumsi minuman manis. Kampanye kesehatan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya memilih minuman sehat, seperti air putih atau teh tanpa gula.
  • Pembatasan Iklan Minuman Manis: Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu mengatur iklan dan promosi minuman manis, terutama yang ditujukan kepada anak-anak. Iklan yang menarik perhatian anak-anak dapat mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih minuman yang tidak sehat.
  • Alternatif yang Lebih Sehat: Mengganti minuman manis dengan pilihan yang lebih sehat seperti air putih, infused water, atau jus buah tanpa tambahan gula bisa menjadi langkah awal untuk mengurangi asupan gula dalam tubuh.
  • Penerapan Kebijakan Pajak Gula: Beberapa negara telah mulai menerapkan pajak pada minuman manis sebagai cara untuk mengurangi konsumsi berlebihan. Kebijakan ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi prevalensi diabetes dan masalah kesehatan lainnya terkait dengan konsumsi gula.

Minuman manis memang enak dan menyegarkan, tetapi kebiasaan mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, bahkan pada usia yang lebih muda. Hal ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat global dalam upaya mengurangi prevalensi diabetes dan penyakit metabolik lainnya. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak buruk dari konsumsi gula berlebih, serta mengajak generasi muda untuk beralih ke kebiasaan makan dan minum yang lebih sehat. Masyarakat yang lebih sadar akan pilihan mereka dalam mengonsumsi makanan dan minuman dapat membantu mencegah meningkatnya kasus diabetes dini dan masalah kesehatan terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun