Mohon tunggu...
Lutfia Rahmadyanti
Lutfia Rahmadyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Seorang yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Pencegahan Kasus Demam Berdarah dengan Peran Masyarakat

17 September 2024   21:53 Diperbarui: 17 September 2024   22:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius yang sering terjadi di Indonesia. DBD sering ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat terjadi sepanjang tahun dan mengenai semua kelompok usia. Asia meraih peringkat pertama dalam jumlah kasus demam berdarah tertinggi. Pada tahun 2009, Indonesia memiliki jumlah kasus demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara (Kementerian Kesehatan RI, 2010, 2018).

Kasus DBD ini menjadi salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh Indonesia sendiri karena kasusnya yang terus melonjak setiap tahunnya. Keberadaan kasus DBD di Indonesia sudah ditemukan sejak tahun 1968 hingga saat ini yang sudah tersebar di 472 kabupaten/kota di 34 provinsi dan termasuk Kota Yogyakarta. Kejadian dalam 5 tahun terakhir masih mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Jumlah kasus DBD tahun 2015 sebanyak 129.650, tahun 2016 sebanyak 204.171, tahun 2017 sebanyak 68.407, tahun 2018 sebanyak 53.075, tahun 2019 sebanyak 112.954 orang, dan pada tahun 2020 (JanuariJuli) jumlah kasus DBD mencapai 71.633 orang. Angka-angka tersebut menjadikan penyakit DBD sebagai masalah kesehatan nasional dan dalam pencegahan DBD memerlukan penanganan khusus dari pemerintah, serta peran langsung masyarakat setempat. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan masayarakat inilah yang akan mempermudah dalam penurunan kasus DBD di Indonesia.

Faktor yang diduga menjadi penyebab kejadian DBD yaitu, perubahan iklim, curah hujan yang tinggi, vektor nyamuk, populasi nyamuk, hingga kekebalan komunal (Masyarakat). Upaya dalam pencegahan penyakit DBD ini harus diterapkan dengan penanganan secara multisektoral dan dimulai sejak lingkup terkecil, yakni kelurga. Hal yang paling sederhana dapat kita lakukan yaitu menerapkan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Yang pertama dengan membasuh tempat-tempat yang sering digunakan sebagai TPA seperti ember, bak mandi, bak penampungan air minum, dll. Yang kedua dengan menutup rapat tempat penyimpanan air seperti kendi, drum dll. Yang ketiga sebaiknya kubur barang bekas yang sudah tidak terpakai yang berpotensi sebagai tempat tergenangnya air.

Bentuk pencegahan tambahan lain yaitu, menabur bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, penggunaan obat anti nyamuk, kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah dimana hal ini menjadi resting place bagi nyamuk sebaiknya dihilangkan, kelambu tidur dapat digunakan agar tidak ada nyamuk yang mendekat, cahaya dan ventilasi dalam rumah diatur agar intensitas cahaya meningkat dan tidak lembab, ikan pemakan jentik nyamuk dapat dipelihara untuk memakan jentik, dan  tanaman pengusir nyamuk dapat ditanam disekitar rumah.

Pencegahan--pencegahan DBD seperti ini, terlihat cukup mudah untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, realitasnya masyarakat masih acuh terhadap lingkungan sekitar, dan sebagian besar masyarakat tidak paham betul mengenai gejala dan faktor risiko penularan demah berdarah. Oleh karena itu, dalam penanganannya dibutuhkan bantuan dari tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu dalam pelaksanaan sosialisasi program-program pencegahan DBD pada masyarakat luas khususnya yang tinggal didaerah rawan jentik nyamuk. Sehingga, pada akhirnya setiap masyarakat akan mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam membantu penurunan kasus DBD di Indonesia.

KATA KUNCI : Kasus, Kesehatan, Masyarakat, Pencegahan, Pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA

 

Cakranegara, Joshua Jolly Sucanta, 2021. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit demam Berdarah Dengue di Indonesia (2004 -- 2019). https://www.researchgate.net/publication/356323690_UPAYA_PENCEGAHAN_DAN_PENGENDALIAN_PENYAKIT_DEMAM_BERDARAH_DENGUE_DI_INDONESIA_2004-2019 [online]. (diakses tanggal 1 Oktober 2021)

Salim, Marko, F., Syairaji, M., Wahyuli, Krida, T., Muslim, Nida Nur A., 2021. Pengembangan Sistem Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue Berbasis Mobile sebagai Sistem Peringatan Dini Outbreak di Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Vokasional. 6(2). 99-108.

Tansil, Melissa, G., Rampengan, Novie, H., Wilar Rocky, 2021. Faktor Risiko Terjadinya Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jurnal Biomedik, 13(1). 90-99.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun