Mohon tunggu...
Lutfia Gayuh Setianingrum
Lutfia Gayuh Setianingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Pendidikan Biologi di Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berkurangnya Keberagaman Spesies Hewan Akibat Pemanasan Global

13 Desember 2023   22:52 Diperbarui: 14 Desember 2023   13:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu isu lingkungan yang menjadi perhatian khusus dunia adalah pemanasan global. Pemanasan global adalah bentuk permasalahan lingkungan yang terjadi karena peningkatan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), chlorofluorocarbon (CFC) dan gas lainnya secara berlebihan di atmosfer dan menyebabkan pemantulan kembali cahaya matahari ke bumi oleh gas rumah kaca yang terbentuk di atmosfer, sehingga meningkatkan temperatur bumi (Latuconsina, 2010). 

Terjadinya peningkatan gas rumah kaca yang memperparah pemanasan global tak lain karena ulah dari manusia sendiri. Berbagai aktivitas manusia yang mengakibatkan pemanasan global adalah penggunaan kendaraan bermotor, penebangan pohon yang tak terkendali, pembangunan industri dan pertambangan yang tidak ramah lingkungan, penggunaan energi berlebihan dan masih banyak lagi aktivitas manusia yang dapat menyebabkan peningkatan gas rumah kaca.

Dampak dari pemanasan global tidak terjadi secara langsung, namun akan muncul secara perlahan dan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Walaupun efek dari pemanasan global terjadi secara perlahan, pemanasan global tetap akan menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem di muka bumi. Dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah perubahan pola iklim secara global dan berbagai bencana alam.

Perubahan pola iklim dan bencana alam yang terjadi dapat memberikan dampak negatif yang sangat besar terhadap keberlangsungan hidup organisme di muka bumi. Perubahan pola iklim dapat mempengaruhi habitat dan pola migrasi hewan, kondisi cuaca ekstrem seperti gelombang panas, dan bencana alam seperti banjir dapat menyebabkan kematian masal karena hewan akan kesulitan dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah dengan cepat. Naiknya permukaan air laut dan pengasaman air laut akan mengancam berbagai spesies laut dan terumbu karang yang penting bagi kelangsungan hidup banyak hewan laut. Jika hal tersebut terus dibiarkan  berlangsung maka akan mengakibatkan gangguan yang signifikan terhadap jumlah keberagaman hewan di muka bumi ini.

Tingkat kepunahan hewan akan terus meningkat seiring terjadinya permasalahan lingkungan yang didorong oleh pemanasan global. Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa berbagai spesies hewan di muka bumi terancam punah jika pemanasan global tidak dapat dihentikan. Kaiho memperkirakan dalam penelitiannya bahwa sekitar tahun 2060-2080 M akan terjadi kepunahan masal kecil yaitu bumi akan kehilangan sekitar 20-50% spesies hewan jika manusia gagal menghentikan peningkatan emisi gas rumah kaca. Ketika manusia dapat menghentikan peningkatan gas emisi rumah kaca, polusi, dan penggundulan hutan dalam waktu 40 tahun dan mencegah adanya perang nuklir maka bumi akan kehilangan 10-15% spesies hewan (Kaiho, 2022).

Sudah banyak sekali penelitian yang memberikan bukti bahwa hewan terkena dampak negatif dari perubahan iklim akibat pemanasan global. Tak sedikit juga spesies hewan yang berada dalam garis kepunahan akibat adanya pemanasan global ini. beberapa contoh pengaruh perubahan iklim terhadap berkurangnya populasi hewan antara lain:

  • Kenaikan suhu laut yang dapat merusak terumbu karang yang merupakan habitat berbagai spesies di dalam laut.
  • Hewan arktik seperti penguin, anjing laut, dan beruang kutub akan kesusahan dalam beradaptasi karena adanya kenaikan suhu serta kehilangan habitat untuk berburu dan berkembang biak karena adanya pencairan gletser.
  • Banyak spesies burung yang menghadapi kekurangan makanan dan perubahan musim untuk berkembang biak karena adanya perubahan suhu dan pola curah hujan.
  • Amfibi sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan tingkat kelembapan akan rentan terhadap kepunahan.
  • Adanya perubahan iklim dapat menyebabkan interaksi antar spesies semakin kompleks (predation, kompetisi, penyerbukan dan penyakit) (Lubis, 2011) Hal tersebut akan menimbulkan perubahan interaksi antar spesies dan menyebabkan terganggunya keberlangsungan hidup dalam suatu ekosistem. Jika suatu ekosistem terganggu maka berbagai spesies di dalam ekosistem tersebut akan susah untuk bertahan hidup.
  • Beberapa kelompok spesies yang rentan terhadap kepunahan akan mendapatkan pengaruh yang lebih besar terhadap kepunahan seperti spesies karnivora besar (predator) yang memerlukan daerah teritorial yang luas akan kesusahan jika ia kehilangan habitatnya akibat dari perubahan iklim dan bencana yang terus datang. Spesies lokal yang endemik akan sangat rentan terhadap kepunahan karena distribusinya yang sangat terbatas. Spesies dengan populasi yang kecil juga akan susah untuk bertahan hidup dengan adanya pengaruh dari pemanasan global, karena spesies dengan populasi yang kecil memiliki masalah dalam menemukan pasangan untuk bereproduksi.

Berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi ini tak lain karena ulah manusia sendiri yang selalu merusak alam dengan berbagai kegiatannya. Tanpa adanya kesadaran dan upaya yang dilakukan maka hal-hal yang dikhawatirkan seperti kepunahan suatu spesies hewan akan terjadi. Kita harus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Ada beberapa strategi untuk mengatasi ancaman kepunahan akibat pemanasan global. Strategi yang paling penting dan utama yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin serta dengan mengurangi ketergantungan kita terhadap penggunaan bahan bakar fosil. Melindungi dan memulihkan habitat hewan juga sangat penting untuk membantu spesies beradaptasi terhadap perubahan kondisi akibat pemanasan global. Hal ini dapat dicapai melalui program dan kebijakan konservasi yang mencegah hilangnya keanekaragaman hayati lebih lanjut. Misalnya, kawasan lindung seperti taman nasional dan suaka margasatwa yang menyediakan habitat aman bagi berbagai spesies baik  yang terancam punah maupun tidak.

Manusia harus bisa menghentikan pemanasan global tidak hanya dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga berbagai kegiatan yang berhubungan dengan eksploitasi alam seperti penggundulan hutan, berbagai kegiatan yang dapat mencemari lingkungan (udara, tanah, dan air). Semua upaya tersebut harus bisa dilakukan oleh semua pihak agar semua yang diharapkan akan terlaksana dengan baik. Kita harus bisa memelihara ekosistem dan melindungi berbagai spesies yang hampir terancam punah. Jika manusia gagal  melakukan itu semua maka penurunan populasi hewan akan terus terjadi dan juga akan berdampak kepada keberlangsungan hidup manusia jika keseimbangan ekologi di bumi ini menurun.

Kesimpulannya, pemanasan global merupakan ancaman yang signifikan terhadap populasi hewan, dan diperlukan tindakan segera untuk mengatasi masalah ini. Dampak pemanasan global terhadap habitat hewan dan pola migrasi sangat parah, menyebabkan kematian massal dan mengancam kelangsungan hidup banyak spesies. Beberapa spesies hewan terancam punah akibat pemanasan global, termasuk beruang kutub, banyak spesies burung, dan amfibi. Strategi untuk mengatasi ancaman kepunahan antara lain mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi dan memulihkan habitat hewan, serta menerapkan program dan kebijakan konservasi. Dengan mengambil tindakan untuk mengatasi pemanasan global, kita dapat membantu melindungi populasi hewan dan melestarikan keanekaragaman hayati untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun