Desa Karangrejo memiliki potensi pertanian, mayoritas warga desa Karangrejo juga bekerja sebagai petani. Namun, setelah melakukan survey dengan bapak RT setempat warga yang menjadi petani kebanyakan sudah berumur. Terdapat suatu permasalahan dimana pola pikir generasi muda yang menganggap pertanian merupakan kegiatan yang melelahkan dan sesuatu yang dianggap tidak keren. Hal tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua yang menjadikan pertanian sebagai penghasilan utama keluarga. Semakin tinggi tingkat Pendidikan anak muda minat terhadap pertanian semakin menurun, selain itu generasi muda yang kurang bersosialisasi juga memiliki ketertarikan yang rendah terhadap pertanian (Werembinan, 2018).
      Pandemi COVID-19 banyak berdampak kepada kehidupan manusia. Kegiatan-kegiatan banyak yang berubah, seperti sekolah yang dilaksanakan secara online atau daring. Pelaksanaan sekolah secara daring menyisakan banyak waktu luang bagi generasi muda. Waktu luang tersebut dapat di manfaatkan untuk mengasah life skill atau keterampilan hidup yang dapat menunjang mereka pada saat sudah dewasa. Menurut Sulianti (2018), Peranan life skill dalam kehidupan generasi muda sangat penting karena berperan menentukan arah selanjutnya dalam kehidupan. Salah satu life skill yang dapat dipelajari adalah edukasi mengenai pertanian. Edukasi tentang pertanian memiliki pembahasan yang luas. Beberapa materi yang dapat diberikan kepada generasi muda seperti budidaya dalam pot menggunakan bahan limbah, budidaya polybag, budidaya tanaman hidroponik, dan pembuatan poc menggunakan limbah jerami.
      Edukasi pertanian yang diberikan kepada generasi muda tidak dilakukan dengan pemberian materi saja, edukasi membutuhkan hal lain agar dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Hal tersebut dapat diatasi dengan memberikan praktek pada generasi muda sehingga selain mendapat materi mereka dapat merasakan pengalaman praktek pertanian secara langsung. Kegiatan praktek setelah pemberian materi akan memudahkan generasi muda untuk memahami secara langsung dan dapat mempraktekan kegiatan tersebut di rumah. Melalui kedua hal tersebut diharapkan dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap dunia pertanian.
Pelaksanaan Kegiatan
1. Minggu Pertama
- Penerjunan peserta KKN BTV 3 UNEJ oleh LP2M dan Rektor
- Mengumpulkan data mengenai keadaan desa baik dengan observasi maupun wawancara dengan  ketua RT setempat
- Merancang program KKN
- Membuat kanvas program KKN
2. Minggu Kedua               Â
- Mempersiapkan media edukasi yang akan digunakan dalam program KKN
- Mengedukasi peserta program mengenai cara budidaya tanaman dalam pot yang terbuat dari limbah botol
- Mengedukasi peserta program mengenai cara budidaya tanaman dalam polybag
3. Minggu Ketiga
- Mengedukasi peserta program mengenai budidaya tanaman menggunakan media hidroponik
- Mengedukasi peserta program mengenai pembuatan Pupuk Organik Cair (POC).
4. Minggu Keempat
- Mengedukasi peserta mengenai cara pemupukan tanaman dan pemanenan tanaman.
- Melakukan evaluasi terhadap program KKN
Program edukasi pertanian yang penulis lakukan terdiri dari 4 tahap, yakni:
- Edukasi budidaya dalam pot menggunakan limbah plastik dan polybag
- Edukasi budidaya tanaman hidroponik
- Edukasi pembuatan pupuk organik cair (POC)
- Edukasi pemupukan dan pemanenan tanaman
Tahap 1
Pada tahap satu meliputi edukasi tentang budidaya tanaman dalam pot menggunakan limbah plastik dan polybag. Edukasi dimulai dengan pengenalan budidaya tanaman, pengenalan benih dan media tanam. Kemudian dilanjutkan dengan penanaman tanaman pada limbah plastik yang sudah diolah bersama peserta dan polybag.