Mohon tunggu...
Lutfah NurFitriyani
Lutfah NurFitriyani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Lutfah

Tidak terbang saat dipuji, tidak tumbang saat dihina

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjunjung Persatuan dan Kesatuan

3 Maret 2020   17:09 Diperbarui: 3 Maret 2020   19:08 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Negara Indonesia adalah negara yang luar biasa memiliki berbagai potensi alam dan sumber daya manusia. Tak heran jika Indonesia memiliki sejuta keindahan, ribuan pulau, dan ratusan budaya yang membuat Indonesia semakin kaya akan perbedaan. Namun, perbedaan bukanlah akar sebuah bahkan lebih permasalahan. Melainkan cara untuk mempersatukan bangsa Indonesia.

      Saya ingin mengajak kaum milenial menciptakan sejumlah harmonika untuk menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang luar biasa yang bisa dibuka di dalam diri kita sebagai manusia, rasa syukur atas nikmat yang telah Tuhan, Allah berikan pada kita semua. Juga bagaimana menumbuhkan rasa semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

       Indonesia penuh dengan sumber daya nya. Baik sumber daya alam juga sumber daya manusianya. Pernahkah sesekali memikirkan bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya? Pernahkah berpikir bagaimana jika oksigen dan air Allah cabut dari rahmatnya walau hanya 2 menit? Pernahkah berpikir bagaimana jika usia kita berakhir saat membaca ini?

      Mari buka pikiran kita, mudah bukan untuk mengungkap syukur?
       
      Kehidupan kita jauh lebih beruntung daripada kehidupan orang lain. Mari buktikan.
     
      Ketika kita mampu berlari, tetapi banyak orang yang menginginkan kakinya untuk dapat berlari. Ketika kita masih bisa sekolah, namun banyak orang di sana yang ingin sekolah. Kita mampu memakan makanan yang kita suka, tetapi masih banyak orang di sana yang ingin makan sederhana saja susah. 

      Mengapa kita masih mengeluh? Jika harus diungkap, masih banyak lagi syukur atau nikmat yang telah Tuhan, Allah berikan, mengapa kita tidak selalu bersyukur atas segala hal? Bukankah Allah berkata jika hambanya bersyukur, maka akan Allah tambah nikmatnya?

       Terlepas pada hal itu, persatuan dan kesatuan dapat terwujud dalam diri kita, jika hal kecil sudah dijadikan kebiasaan atau habit. Hal kecil apa misalnya? Yaitu dengan menjunjung rasa jujur pada diri. Kenapa jujur menjadi tombak persatuan dan kesatuan?

      Mari awali dengan arti kata jujur. Jujur memiliki arti, yaitu berkata dan berbuat sesuai dengan apa yang terjadi, tidak curang, tidak berpaling, dan mengakui sesuatu yang memang benar terjadi. Dengan sikap jujur yang berawal dari jujur pada diri sendiri, lalu jujur pada orang lain, tanpa kita sadari, kita telah melakukan langkah awal menuju mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dimana jujur pula merupakan salah satu faktor Internal untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

       Andai aja setiap manusia memahami lebih dalam mengenai hal ini, maka perdamaian dan keamanan negara akan tetap terjaga.

      Di samping itu, bagaimana dengan cara lain menumbuhkan rasa semangat persatuan dan kesatuan? Persatuan dan kesatuan adalah membuat sesuatu menjadi utuh tanpa terpecah belah. Lalu, hal lain yang juga merupakan faktor eksternal untuk menumbuhkan rasa tersebut yaitu dengan memperkuat toleransi. Hal ini menjadi pokok untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Jika toleransi diterapkan dalam diri, maka rasa persatuan dan kesatuan bangsa akan terwujud dengan saksama.

      Jujur dan toleransi yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari merupakan langkah penting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Syukur yang mengiringi dapat membuat langkah tersebut jauh lebih bermakna. Segala rahmat yang Tuhan, Allah berikan kepada kita seharusnya menjadi penerang pelita kehidupan.

         Persatuan dan kesatuan mesti kita pupuk sejak dini. Rasulullah berkata, janganlah kalian merendahkan saudara kalian sesama muslim, jangan kau terlantarkan saudara kalian, jangan kalian dzalimi saudara kalian. Karena menurut Rasul, jika kita sudah merendahkan saudara kita, maka akan timbul perpecahan.

         Maka dari itu, Rasul memerintahkan kita untuk kita senantiasa bersatu, bersaudara memperhatikan saudara kita selayaknya mukmin seperti satu bangunan. Jika satu patah, maka harus dibangun bersama. Seperti peribahasa, bersatu kita teguh bercerai kita roboh.

      Persatuan dan kesatuan dapat dipupuk oleh tiga konsep di atas, syukur, jujur, dan toleransi. Ketika ketiga hal tersebut sudah mengakar dalam kehidupan, maka, perpecahan tidak akan terjadi, persatuanlah yang akan mulai mengakar lalu menjadi kembang dikemudian hari.

     Maka mari kita tanamkan hal tersebut agar menjadi kebiasaan dan budaya.

Sebagai penyudah, 

       Majulah persatuan! Majulah Indonesia! Majulah negeriku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun