Judul Buku: Detik-detik yang Menentukan
Pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
Penerbit : THC Mandiri
Kota Terbit : Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta
Nilai yang Terkandung dalam Buku BJ.Habibie :
Nilai Politik
Hal 456 "Pandangan B.J Habibie tentang kekuasaan sebagai amanah tercermin pada pendapatnya yang menganggap bahwa pemusatan kekuasaan politik pada institusi presiden pada saat itu memungkinkan B.J Habibie mengendalikan sekaligus eksekutif, legislatif dan yudikatif sebagai tidak sehat dan salah dalam kehidupan demokrasi, perlu dikoreksi."
Nilai Pengetahuan
Hal 491 "Dalam pidatonya, malam hari tanggal 21 Mei 1998, ia menegaskan bahwa pemerintah akan melaksanakan semua komitmen dengan piha luar negeri, khususnya dalam rangka reformasi ekonomi sesuai dengan kesepakatan dengan IMF"
Hal 106 "Jikalau membutuhkan uang, ... meminjam dari pasar modal. Kerja sama terbatashanya pada konsentrasi saja."
Baca juga: Resensi Buku Non Fiksi "Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar"
Nilai Keberhasilan
Hal70 "... lalu saya kembalikan pada pegangan agama saya. ... proses pembudayaan yang mengakar pada agama Islam yang sangat kuat."
Hal 456 "Pandangan B.j Habibie tentang kekuasaan sebagai amanah tersebut tercermin misalnya pada pendapat B.J. Habibie yang menganggap bahwa pemusatan kekuasaan politik dan institusi presiden pada saat itu ... karenanya perlu segera dikoreksi."
Nilai Sosial
Hal 79 "... tidak benar saya reaktif dan seenaknya dalam menentukan sebuah keputusan... penentuan posisi mehankam. Namun, saya membiarkan para pengkritik..."
Hal 208 "Saya tidak berkeberatanatas usaha tersebut, ... menguntungkan masyarakat banyak  dan tidak bertentangan dengan UUD atau UU dan peraturan perundangan lain yang berlaku."
Hal 361 "Kita berharap terbangun hubungan yang lebih baik antara polisi dan masyarakat yang dilayaninya..."
Hal 384 "Program jaring pengaman sosial telah dilaksanakan khususnya di bidang pangan,kesehatan, pendidikan dan jaminan penyelamatan sosial akan terus dilaksnakan."
Baca juga: Mereview Buku Non Fiksi "Menemukan Pelangi Bahagia"
Nilai Etika
Hal 35 "... saya menyadari bahwa Pak Harto mempunyai alsan tersendiri yang sudah dia pertimbangkan. Sebaliknya saya juga mempunyai alasan yang rasional dan sesuai aspirasi masyarakat...."
Hal 54 "Namun, sangat saya sadari bahwa guru yang paling kuat memengaruhi proses kebijakan saya adalah "otak sehat" saya sendiri..."
Hal 56 "... sehingga saya berdiri perlahan, untuk tidak menggangu istri saya yang sedang tidur. Saya menutup bantal dan guling dengan selimut untuk memberi kesan seakan-akan saya berbaring di bawah selimut tersebut. Saya keluar ke tempat saya semula untuk menyusun catatan mengenai langkah-langkah awal dan dasar ataupun prinsip, sikap, dan kebijakanyang harus saya ambil."
Nilai Moral
Hal 34 "... tidak mungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut!"
Hal 212 "Oleh karena itu, saya arahkan perhatian penuh pada usaha mengatasi semua komoditas dan jasa yang saya sebut di atas secara terperinci dan sistematis, agar permintaan seimbang dengan penawaran."
Hal 218 "Namun jikalau terjadi kesalahan, maka semuanya adalah tanggung jawab dan kesalahan saya."
Hal 140 "Hal lain yang menjadi semacampendekatan B.J. Habibie ialah selalu "membiarkan" saja prasangka orang yang merendahkan dirinya."
Hal 452 "B.J Habibie sering mengaku bukan seorang ahli agama (Islam) namun ia selalu berusaha menjadi penganut Islam yang baik."
Hal 43 "... saya memberanikan diri untuk bertanya..."
Baca juga: Laporan Kegiatan Membaca Buku Non Fiksi "Islam Rahmatan Lil Alamin" Karya Felix Y. Siauw
Nilai Kemanusiaan
Hal 490 "B.J. Habibie juga berpesan agar dihindari pengeluaran dana yang hanya menghasilkan sedikit keuntungan, seperti digunakan untuk macam-macam kegiatan  protokoler dan seremonial."
Nilai Agama
Hal 39 "... saya panjatkan doa dengan bahasa yang tulus..."
Hal 41 "... untuk memanjatkan doa kehadirat Allah SWT..."
Hal 70 "... lalu saya kembalikan pada pegangan agama saya. ... proses pembudayaan yang mengakar pada agama Islam yang sangat kuat."
Hal 415 "Banyak yang belum atau tidak mau sadar bahwa kekuasaan itu hanya dipinjamkan oleh si Pemiliknya yaitu Allah SWT, Tuhan YME."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H