Sejak 2006, melalui PP no.1 tahun 2006, pengembanganbiofueladalah salah satu fokus terbesar pemerintah Indonesia. Hal ini dikarenakan biofuel tidak hanya digunakan untuk sektor transportasi tetapi juga untuk sektor pembangkitan, terutama untuk menggantikan pembangkit listrik yang berbahan bakar solar pada area terpencil tanpa jaringan listrik dari PLN. Fokus yang kedua adalah pada pembangkit listrik tenaga biomassa untuk pembangkit listrik skala kecil dan pembangkit listrik skala menengah. Perhatian yang kecil diberikan oleh pemerintah pada penggunaan biomassa untuk skala rumah tangga.
2. Pemanfaatan Biomassa di India
2.1. Biomassa Untuk Penggunaan Rumah Tangga
Karena kurangnya suplai listrik kebanyakan rumah – rumah di pedesaan menggunakan biomassa sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanasan. Salah satu program di India yang berhubungan dengan masyarakat di pedesaan adakah mengenai perkembangan biomassa untuk dijadikan unit biogas dan kompor biomassa dengan efisiensi yang tinggi.
Promosi dan pengembangan Biogas di India dimulai pada tahun 1962, baru dikembangkan dengan lebih serius pada tahun 1979 oleh National Biogas and Manure Management Program (NBMMP). Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan memesak dan pemanasan untuk rumah individu masing – masing. NBBMP tersebut mendapatkan dukungan yang kuat dari CFA atau Central Finance Assitance (CFA), dalam bentuk subsidi modal.
National Biomass Cookstove initiative (NBCI), merupakan program kedua yang diluncurkan pada bulan Desember 2009 oleh MNRE (Ministry of New and Renwable Energy).
2.2. Biomassa Untuk Pembangkitan Listrik
Potensi biomassa di India untuk pembangkitan listrik adalah 18 GW. Pada satu dekade terakhir pembangkit listrik tenaga biomassa di India menarik investasi sebesar USD 130 juta dan menghasilkan sekitar 5000 juta unit kelistrikan dan menciptakan sekitar 10 juta pekerjaan per orang per hari kerja di daerah pedesaan.
Program co-generasi atau kombinasi dua sumber tenaga untuk pembangkit listrik sudah dilakukan pada pertengahan tahun 1990-an berdasarkan inisiatif dari MNRE. Kombinasi sumber tenaga dilakukan antara sumber tenaga off grid (biomass) dan on grid dari perusahaan listrik nasional India. Pendanaan disediakan dalam bentuk insentif oleh pemerintah India terutama untuk co-generasi di industri gula.
Pada tahun 2005, orientasi penerapan biomass dilakukan secara lintas sektoral, meliputi beberapa sektor industri, seperti : pulp and paper, tekstil, pupuk, minyak, petrokimia, pemrosesan makanan. Dengan penerapan besar-besaran ini diharapkan ada surplus listrik yang bisa dijual ke grid utama perusahaan listrik. Tujuan jangka panjangnya adalah mengurangi Gas Rumah Kaca dari sektor industri.
Program pembangkit listrik biomassa diterapkan melalui usaha-usaha kerjasama antara State Nodal Agency atau SNA Â (yang mengurusi listrik RE dibawah MNRE) dengan Energy Service Company (ESCO), pemerintah desa, LSM, dan pihak swasta. Pada level mikro, fokus utama adalah mempromosikan dan menambah kapasitas pembangkitan biogas dengan menggunakan limbah peternakan, kehutanan, dapur, dan pengolahan makanan, terutama untuk menambah kapasitas pembangkitan listrik di pedesaan di India. Pada level makro, program ini bertujuan untuk mempromosikan proses gasifikasi biomassa untuk menghasilkan producer gas yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar gas engine.