Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Siang, Sebelum Hancur Lebur

13 Agustus 2024   17:01 Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum ini, merasa baik-baik saja, padahal menjadi pengusik yang berbahaya. Ketika ada getaran telepon, disetubuhi kesenangan hingga berakhir pada video call yang berulang, membicarakan hal konyol hingga berakhir pada pembicaraan sampah. Rasanya seperti ada kupu-kupu dalam perut yang menggelitik menimbulkan tawa yang bahagia walau ternyata itu hanya tawa palsu. 

Satu siang, sebelum hancur lebur pada Agustus hari ke tiga belas, masih terbahak-bahak bercerita kebodohan.  Dan akhirnya, ditikam luka yang ternyata  sangat-sangat membinasakan.

Terlalu memohon cinta, berharap pada harapan yang bodoh.  Satu siang pada suatu hari, mungkin bisa saja kembali tapi apakah tempat untuk berpulang adalah dia. Teruskah mau menjadi kalah, menjadi gelisah, menjadi mengerikan hanya untuk sejarah masa lalu!

Empat puluh delapan menit sebelum tanggal tiga Agustus, menjadi awal sebelum hancur lebur, merusak rumah serta halaman-halamannya disertai ada lima pohon di dalam pekarangan itu. Terlalu mudah luluh, hanya dengan kalimat "hancur kali aku inang". Kenapa harus menjadi pembunuh?

Mungkin saja pasti akan ada lagi rasa untuk merindukan! Pasti sulit tapi cobalah untuk menggugurkan perihal itu, suatu itu adalah kebodohan yang dipelihara. Tak pernah ingin sendiri, namun bersama pun banyak yang dikorbankan. Banyak yang akan mati. 

Jangan terus seperti ini. Sudahi dan berhentilah dari ketimpanganmu. Begitu sulitnya melepaskan yang dari awalnya tidak pernah menjadi milik! Ini permainan hidup. Ini perpisahan yang tak perlu lagi dikenang, tak perlu lagi dirayakan. Untuk apa menjadi sedih pada kesedihan yang bukan bagian diri. 

Satu siang, sebelum hancur lebur. Sudahi kisah itu. Jangan biarkan diri terus menjadi dewasa yang tidak bertumbuh dan payah. Jadilah merdeka!

***

Rantauprapat, 13 Agustus 2024

Lusy Mariana Pasaribu 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun