Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Perempuan Itu

15 Maret 2024   21:17 Diperbarui: 16 Maret 2024   05:33 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca yang sedang menghampiri perempuan itu hujan deras pun akan disertai badai kencang. Ia kehilangan kepercayaan, rapuh. Ini bukan lagi tentang disabilitas, ini lebih dari itu.

Entah apa lagi yang harus perempuan itu lakukan?

Tersudut walau bukan karena taburan yang ia perbuat. Tak mampu bersuara, hanya menangis di dalam kamarnya yang sempit lagi pengap.

Lingkaran di mana perempuan itu berada, adalah dunia yang penuh dengan tipu.

Sisa hari ini terlalu panjang untuk dilewati, perempuan itu penuh dengan banyak ketakutan. Ia tak pernah ingin menjadi seperti ini, terlebih bukan sejak lahir menjadi anak berkebutuhan khusus. 

Kini, untuk berdiri apa lagi berlarian saja ia tidak lagi mampu. Ada banyak luka di perempuan itu, tapi tidak akan ada yang peduli. Tak ada yang pernah terasa mudah untuk ia. Boom, banyak ledekan, ledakan, kisah yang tidak pernah boleh keluar dari dirinya.

Bagaimana dengan esok hari? Hari yang seharusnya ia dirayakan, sepertinya semua hanya nol untuk perempuan itu. Ia kelaparan bahkan kehausan kasih juga penerimaan. Apakah akan ada cinta yang tersesat untuk ia di kemudian hari? Ah, entahlah.

Ia sudah terlalu lelah, namun untuk bercerita saja tak memiliki tempat untuk itu. Ini adalah balada perempuan itu, berharap esok ia akan baik-baik saja, setidaknya satu hari saja, hari di mana ia harus dirayakan.

***

Rantauprapat, 15 Maret 2024

Lusy Mariana Pasaribu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun