Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggugat Diam

15 Desember 2023   11:00 Diperbarui: 15 Desember 2023   11:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi dewasa ternyata tidak mudah, hidup penuh luka dan dikorbankan. Siapa yang menabur, siapa yang menuai. Ketika kejujuran ditinggal pergi, ada yang di kambing hitamkan. 

Gagal menyelamatkan diri, tidak ada yang perduli bahkan jika mati yang akan terjadi. Apakah akan ada penyesalan, sepertinya tidak. Hari ke lima belas bulan ke dua belas, adalah sejarah baru dalam hidup.

Damn, membencimu adalah kata-kata yang tepat untuk diberikan pada tersangka yang meninggalkan kejujuran. Seseorang tidak hidup dengan layak belakangan ini. Sial memang.

Hari ini hujan kejujuran dibuka. Di sana di kamar sempit, seorang perempuan menangis. Akhirny memilih untuk bicara, menggugat diam adalah hal yang harus dilakukan. 

Pertanyaan gagu yang akhirnya tidak menjadi gagu. Hujan pagi ini ada satu kisah yang usai tapi belum selesai.  Ah, ini adalah kisah kehidupan yang disembunyikan dengan diam. Sesuatu yang ganjil, seganjil wanita melindungi pria. Sedang terluka, isi kepala penuh dengan keributan. 

Pagi ini, akhirnya berhasil menggugat diam. Rekam jejak yang baru kembali tercipta. Kepada luka, mau tak mau harus berdamai dan menerima.

Rantauprapat, 15 Desember 2023

Lusy Mariana Pasaribu 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun