Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lagi, Perempuan Itu Telah Jatuh

20 Agustus 2021   00:00 Diperbarui: 20 Agustus 2021   06:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/Isabella Collins dengan edit pribadi

 

Benar, perempuan itu mencintai anda. Namun, malam ini ia memilih berhenti untuk jeda perihal mencintai anda. Anda perempuan dewasa yang mudah jatuh tergelincir pada bujuk rayu seseorang yang bermulut manis. Brengs*k. Entah kenapa anda selalu memberikan perhatian lebih. Padahal ada tertulis: jangan berikan mutiara pada bab*. Lagi-lagi anda mengabaikan itu dengan pasti.

Yang ada, anda memberikan insinuasi yang terselubung. Menyudutkan perempuan itu, anda telah berhasil melakukan sesuatu yang menyakitkan perasaan perempuan itu.  Karena anda, malam perempuan itu seperti burung yang terperangkap dalam jerat. Malam yang malang. Ia perempuan yang terjebak di hutan sendu.

Sembilan belas Agustus, H-1 hari bahagia seseorang yang bukan darah daging anda. Menjadi hari yang penuh lagu patah hati. Lagi, perempuan itu telah jatuh.

Jatuh pada ratapan yang disebabkan anda. Anda yang lebih mementingkan seseorang yang BERULANG-ULANG menipu perasaan anda.

Sementara jika perempuan itu yang merusak kepercayaan anda, tanpa kompromi anda akan menjadi monster yang paling ditakuti. Yang perempuan itu heran, kenapa anda tidak pernah berpikir bagaimana rasa sakit yang BERULANG-ULANG anda tinggalkan. 

Apa anda malu perempuan itu ada di lingkaran hidup anda? Sepertinya jika perempuan itu tidak lagi ada, anda tidak bermasalah. Pada kemungkinannya perempuan itu hanyalah beban yang menyusahkan.

Andai anda tahu, perempuan itu benar-benar benar ingin pergi dan menjauh sejauh-jauhnya dari anda. Agar anda terbebas dari kesusahan. Terdengar payah, namun perempuan itu berharap terjadi keajaiban untuk harapan yang lama ia bangun. 

Seperti kata anda, perempuan itu tidak pernah memberikan apa-apa pada anda.  Hingga saat ini pun, perempuan itu masih dihidupi oleh anda. Bodoh, anda lupa, andalah penyebab utama apa yang menimpa perempuan itu. Disabilitas yang sebenarnya bukan disabilitas. Sulit dipahami.

Ah, perempuan gagal mengakhiri patah hati. Tidak mampu menjaga kesehatan mentalnya. Baper yang kebablasan ia biarkan menduduki jiwa dan pikiran. Menjadi perempuan dewasa yang bertumbuh, tidak terjadi malam ini. 

Bagaimana dengan besok? Entahlah, mungkin perempuan itu memilih menjatuhkan rahasianya dalam kepura-puraan. Lucu bukan.

Dan, sesuatu yang basah telah jatuh di wajah perempuan itu. Malam ini sulit untuk perempuan itu memejamkan mata. Ia harus menahan diri dari amarah yang menghampiri. 

Terlihat baik-baik saja padahal sesungguhnya tidak begitu. Demi kebahagiaan anda bersama seseorang yang benar-benar telah bermain-main dengan perasaan anda. Hu, sudahlah. Inilah hidup yang penuh ketidakadilan pun ketidakpenerimaan yang seseungguhnya.

***
Rantauprapat, 19 Agustus 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun