Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rekam Jejak yang Payah

23 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 23 Maret 2021   00:33 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kenapa harus aku, harus aku yang berbeda. Disabilitas ini sungguh menyulitkanku. Entah sudah berapa lama sebenarnya tersisih dan terasing. Menyimpan luka. Ada rekam jejak yang payah di dalam hati.

Tawa dan penerimaan seperti omong kosong. Apakah tak pernah benar-benar menerima keterbatasan. Terasa begitu sunyi, penuh duka luka. Bersama air mata. Menangis dalam diam.

Tanpa diinginkan, realita mampu membuat jarak pada hati. Karena ada rekam jejak yang payah pun merumitkan diri. Adakah benar-benar mampu mengapresiasi diri, menerima keberdaan diri seutuhnya.

Aku lelah. Ingin berjenti. Berhenti bertahan dalam harap.

***
Rantauprapat, 22 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun