Tiga, empat, dan tujuh Maret adalah rentetan waktu di mana kita berjeda, berjarak dan meninggalkan. Tak ada lagi kesediaan untuk menerima. Tak ada lagi percakapan yang berenergi.
Jika bertahanku itu adalah sakitmu, aku ikhlas kamu pergi. Aku yang memaksakan diri. Aku yang egois jika meletakkan kebahagiaanku padamu.
Bukan pula hanya berpura-pura membiarkanmu pergi. Jika tidak denganku, kamu tidak tersiksa dan bisa merasakan bahagia. Biarlah aku yang menahan rasa sakit ini, aku harus bebaskan dirimu. Kamu tidak harus bertanggung jawab atas keterbatasanku.
Lukaku tak akan lebih dalam. Aku hanya memilih diam dan menepi. Jika setelah tidak denganmu, mencintai dan dicintai bukan menjadi bagianku, aku akan mempersiapkan diri untuk itu.
Aku tak akan bertahan dalam keegoisan. Menahanmu untuk bersamaku. Jika bertahanku itu adalah sakitmu, lebih baik duniaku tanpa kamu. Aku tak ingin menjadi beban hidup untukmu.
Aku pasrah.
Karena cinta dan mencintai bukan melulu tentang kepemilikan.
***
Rantauprapat, 10 Maret 2021
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H