Akhirnya, aku berhasil mencairkan keterasingan di antara hati kita. Ragu yang mengikat rasa, sudah dimentahkan. Setelah sekian lama, kita saling diam. Bertahan dalam keegoisan.
Ternyata masih ada cinta hari ini. Aku perempuan 16 Maret sudah jatuh hati padamu pria 07 April. Di antara waktu yang dipenuhi kekosongan, akhirnya kamu datang memberi kelegaan. Menyederhanakan hal yang rumit dalam relasi kita.
Semoga satu bukan hanya peribahasa untuk kita kali ini. Mencintaimu itu rumit, begitu pula sebaliknya. Yang kuingin, rasa kita tidak berkhianat pada harap. Aku terlampau takut memikirkan, setelah tidak denganmu akan seperti apa nantinya.
Kamu adalah filosofi yang ingin kupelajari. Sampai kita ada di tahap perhentian yang bernama titik. Aku tahu, jatuh cinta dan dicintai itu belum tentu terjadi berkali-kali. Aku menyemogakan, kita menjadi sepasang dan menjadi satu.
Aku mencintaimu. Lantas, jika aku ditanya, berapa lama aku ingin mencintaimu? Selama yang kumampu. Bukan berarti, aku membenci. Bukankah banyak seni dalam mencintai, yang terkadang meninggalkan banyak kericuhan dan keresahan. Mengakibatkan kerumitan di hatiku.
Berapa lama aku ingin mencintaimu?
Bisakah kita menjadi sepasang?
Bisakah kita menjadi satu? Merupakan pertanyaan demi pertanyaan yang kumau mampu menumbuhkan bahagia di duniaku.
Ini cerita tentang aku dan seseorang yang kuharap menjadi bagian dari perjalanan hidupku.
***
Rantauprapat, 23 Februari 2021
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H