Terkadang diri ini harus membiarkan malam menjadi rahasia atas gundah gulana yang telah mencumbui hari perihal apapun yang sudah dijalani. Bersulam kebisuaan, membuat tingkah penuh kepalsuan.
Hujan air mata pun menemani. Menerbarkan kejerian untuk diri. Seakan takut kehilangan kekasih pujaan, takut kehilangan kisah nostalgia yang penuh romantisme. Sementara kekasih pujaan itu masih menjadi ketidakpastian yang sempurna.
Kenapa harus membiarkan diri terjerembab dalam malam, rahasia, dan hujan pada ketidakpastian yang sempurna? Membungkus diri dan menghamparkan rasa pada rasa yang mengering.
Sementara. Di Mesopotamia hidup yang harus dihadapi, diri harus menghidupkan kesadaran. Hingga simfoni keindahan akan terasa dan membentangkan warnanya di angkasa yang dimiliki.
*Mesopotamia = Di antara sungai-sungai
***
Rantauprapat, 14 Oktober 2020
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H