Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bu, Dia adalah Seorang Perempuan yang Tabah

9 Oktober 2020   13:20 Diperbarui: 9 Oktober 2020   13:27 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bu, aku tahu kaulah yang sudah memberi kehidupan pada perempuan itu. Kini, perlahan satu dua helai rambut perempuan itu sudah mulai memutih. Seperti rambutmu yang sudah memutih. Sepertinya, kau yang mengabaikan perempuan itu belakangan ini. Kau tidak tahu apa yang dirasakan perempuan itu.

Entah sejak kapan, dunia perempuan itu menjadi asing dari kebahagiaan. Dia perempuan dewasa yang sudah cukup umur untuk menikah, sampai saat ini dia belum juga menikah dan mungkin menikah bukan menjadi bagian hidupnya. Dia membiarkan dirinya berada dikerumunan kesepian. Seakan menjadi tahanan kesunyian.

Aku merasa terluka menyaksikan perempuan itu seringkali meniduri kesepiannya. Menurutku, dia adalah seorang perempuan yang tabah. Dia berusaha untuk baik-baik saja, agar kau tidak terluka. Dan berusaha untuk memiliki penerimaan yang utuh terhadap situasi hidup yang dilalui.

Walau terkadang, penerimaan perempuan itu seperti kabut pagi dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Ketika perempuan itu kembali disapa luka dan itu darimu bu. Aku melihat perempuan itu menangis, karena pernyataan yang telah kau ucapkan padanya. Kau mengatakan, kenapa dia tidak bisa melakukan sesuatu yang kau minta?. Mungkin kau atau sengaja lupa, bahwa dia memang tidak bisa. Andai dia bisa, dia akan merasa lebih berguna.

Bu, aku tahu aku tidak berhak mempersalahkanmu atas keadaan hidupnya. Aku hanya berharap, kau sebagai ibunya, benar-benar bisa menerima keseluruhan hidup perempuan itu dengan semestinya.

Untuk perempuan itu, hingga masa hidup yang dia miliki selesai di muka bumi, aku pun berharap dia akan bisa menyusuri alur waktunya dengan berani dan tidak menyimpan bara di dalam hatinya.

***
Rantauprapat, 09 Oktober 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun