Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesedihan yang Terperangkap di Matamu

7 Oktober 2020   00:00 Diperbarui: 7 Oktober 2020   00:16 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Untuk R!

Kau sendiri yang mengundang kesedihan dan kepatahan itu. Mencintai cinta orang lain. Lama kau dan dia menikmati kisah asmara. Saat dia tidak mendapatkan perhatian yang dia butuhkan darimu, tanpa ragu dia akan pergi dan menghilang dari kehidupanmu.

Akhirnya di fase-fase di mana kalian harus berjarak, dia memilih pergi dari lokasi hatimu. Seketika kau terhempas dan hancur. Kau tak bisa menahan air matamu, kau menjadi gagu dan kaku.

Dari cerita yang kau bagikan, aku tahu kau pernah melihat cahaya bianglala dari dirinya. Kau menaruh rasa yang sungguh untuknya, walau sebenarnya kau tahu rasa itu tidak akan pernah jadi milikmu. Kau yang keliru pada kesadaranmu, pernah tak mau tahu pada kebenaran yang kau lihat. Mengizinkan rasa yang salah bertamu lama di rumahmu. Hingga, kesedihan terperangkap di matamu.

Ternyata, selama kau dan dia bermain hati, kau hanya dijadikan teman saat dia butuh dan kesepian dari cinta yang sudah ia miliki. Kau hanya sebatas kemungkinan-kemungkinan yang menurutnya menyenangkan. Kau sudah membuang waktumu dengan kesia-siaan.

Teruntukmu, R. Aku berharap kau berhenti dari rasa itu. Jangan lagi menangis pada hal yang seharusnya tidak kau tangisi. Dia bukan lagi rumah yang semestinya kau tuju. Bukan lagi muara yang bisa kau temui.

Sudahi perasaan yang kau miliki untuk dirinya, jangan lagi merangkul harapan padanya. Peluk yang pernah dia berikan, hanya peluk yang pura- pura.

Aku hanya bisa berharap, kau akan memaksa diri untuk lepas dari siklus yang pernah kalian lalui. Dan secepatnya kau akan menemukan sebuah cara melupa perihalnya dan kau akan kembali menemukan cinta yang baru untuk hatimu.

Setelah ini, jangan lagi biarkan hatimu jatuh pada cinta yang sudah dimiliki orang lain. Agar penyesalan yang sama tidak terulang kembali.

Rantauprapat, 06 Oktober 2020
Lusy Mariana Pasaribu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun