Ini kisah seorang perempuan dan kekalahannya.
Untuk waktu yang sudah berjalan, perempuan itu kembali melunak. Pada hatinya yang sudah terluka, perempuan itu masih memiliki rasa sayang terhadap kekasih hatinya.
Perempuan itu berusaha menyembunyikan rasanya. Mendiamkan nalarnya dan hanya menunggu kabar dari kekasihnya. Ia terus menunggu, tapi yang ia terima adalah rasa dingin.
Hatinya lah yang mengambil alih, ia kehabisan ego untuk tak mengacuhkan kekasihnya. Komitmen cintanya, cukup membuatnya untuk memaafkan.
Ia putuskan untuk mengalah dan menghubungi lebih dulu. Memberi kesempatan yang kesekian kalinya untuk cintanya.
Perempuan itu mencoba lagi untuk mengembalikan keyakinan hatinya. Mungkin ini adalah kekalahannya, kalah pada hatinya.
Menurutnya, kekalahannya itu tidak salah. Untuk bercinta pada cinta yang telah ia ikatkan dalam hati adalah dengan menerima dan memberi pengampunan. Karena dalam cinta, pasti ada suka dan duka di dalamnya.
Dan dalam pasal cinta di wilayah hati perempuan itu, tidak mempertahankan ego adalah pilihan terbaik.
***
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H