Bulan November pada tanggal yang keempat, inilah saat bernostalgia mengenai saya perihal  puisi dan Kompasiana. Hari ini dua tahun yang lalu, 04 November 2018, saya bergabung di platform blog K dan itu atas saran seorang teman yang juga Kers Medan.
Teman saya mengatakan, dari pada hanya mempublish puisi di feed Instagram, lebih baik berbagi di Blog K. Lebih banyak yang membaca juga kata teman saya kala itu.Â
Sebelumnya, saya tidak mengetahui sama sekali perihal platform blog K ini. Namun, karena saran teman saya itu tidak merugikan, jadilah saya mendaftar di K dan memiliki akun K.
Walau memiliki akun K per tanggal 04 November 2018, tapi artikel pertama yang saya tayangkan di K itu pada tanggal 05 November 2018. Dan yang saya tayangkan, tak lain tak bukan adalah artikel fiksi, lebih tepatnya puisi.Â
Puisi saya itu berjudul "Tak Seirama" dan artikel pertama saya mendapatkan label pilihan dari admin K. Walau saya menyadari dan memahami tentang label ini butuh waktu yang cukup lama, karena sedari awal niat saya bergabung di K hanya untuk menayangkan dan berbagi puisi.
Sejauh ini artikel yang sudah saya tayangkan berjumlah 700 dan ini menjadi artikel yang ke- 701. Dan yang mendominasi artikel yang terdapat pada akun K saya adalah artikel fiksi (puisi). Kenapa puisi, karena puisi adalah hal yang saya sukai.Â
Bersama puisi, saya bisa bahagia dan bersama puisi, saya bisa merdeka untuk berbagi perasaan. Dan saya yakin, bahwa setiap kers memiliki minat tersendiri untuk berkarya.
Bersama K, saya banyak mendapatkan hal-hal yang baik. Bukan berarti saya tidak pernah mendapatkan hal yang kurang baik. Hehe, tapi itu dinamika saya berkompasiana. Artikel utama yang dicabut labelnya bahkan tak diberi label pilihan, artikel pilihan juga pernah dicabut.Â
Tapi itu haknya admin dan mau tak mau saya hanya bisa terima, jujur ada perasaan kecewa. Wajarlah ya, namanya manusia. Tapi perasaan kecewa itu sudah terselesaikan.
Di K, saya juga banyak belajar dari para Kers lain. Dan mendapatkan sesuatu yang berkesan. Misalnya bisa menambah teman, menambah pengetahuan dan tentunya mendapatkan ide berpuisi.
Yang tak kalah penting. Dua tahun bersama Kompasiana, ada hal istimewa yang sudah mengisi sejarah hidup saya. Saya sudah menerbitkan dua buku puisi solo saya, walau hanya melalui penerbit indie, tetaplah itu berkesan bagi saya, bagaimana tidak, puisi yang saya tulis sudah berada di PERPUSNAS.
Menulis puisi di K itu merupakan kenikmatan tersendiri, dan hari ini menjadi jejak perjalanan hidup saya. Saya juga berharap masih bisa untuk terus berkompasiana, hingga saya tidak berdaya lagi. Karena K itu ibarat candu yang memikat hati.
***
Rantauprapat, 04 November 2020
Lusy Mariana Pasaribu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H