Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lima Sumber Ide Menulisku!

7 September 2020   07:07 Diperbarui: 19 September 2020   11:19 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Aku menemukan ide menulis dari lagu yang kudengar.

Bagaimana bisa menemukan ide menulis dari lagu, ya bisa saja. Tapi tentunya tidak setiap lagu. Lagu-lagu tertentu, lagu yang memberikan nada-nada kesenangan tersendiri untuk hatiku.

Yang paling kuingat saat menulis artikel ini adalah puisi berjudul "Cinta Luar Biasa" dan kutayangkan pada tanggal 25 Maret 2019. Ide menuliskan puisi ini, saat aku mendengar lagunya Andmesh Kamaleng, yang berjudul sama "Cinta Luar Biasa". Andmesh Kamaleng merupakan juara lomba menyanyi yang diadakan salah satu stasiun televisi swasta. Ketika mendengarkan lagu ini, seketika aku terhipnotis untuk menulis puisi dengan judul yang sama.

Kemudian, 08 Mei 2019 aku menayangkan artikel fiksi (puisi) yang berjudul "Tak Ada Ruang untuk Cinta yang Lain". Aku menuliskan puisi ini setelah mendengar dan melihat Vidio Clip lagu para seniman musik Indonesia yang sangat keren,  yakini Yovie Widianto, Glenn Fredly, dan juga Tulus. Mereka berkolaborasi menyanyikan lagu romantis, yakni "Adu Rayu". Kisah dari lagu ini berujung pada pengertian dan kebersamaan, dan aku terinspirasi menulis puisi yang romantis pula, bahwa dalam mencintai kita jangan membiarkan ada ruang untuk cinta yang lain.

Mungkin kers lain, memiliki juga kisah yang sama denganku. Mendapatkan ide menulis dari lagu yang didengar.

4. Aku menemukan ide menulis dari puisi lain yang terbaca olehku.

Banyak puisi yang tercipta melalui nalar pun hatiku karena membaca puisi orang lain, baik itu dari kers atau teman literasiku di instagram.

Sebagai bukti,

Pada tanggal 08 Mei 2020 , aku  mendengarkan musikalisasi puisi teman literasiku di instagram. Musikalisasi puisinya berjudul "Simfoni Luka". Aku mendapat sinar mengalir di hatiku untuk menulis puisi yang berjudul "Simfoni Rindu" dan kutuliskan dalam beberapa jam di hari yang sama. Terbukti puisinya kutayangkan di platform blog K pada tanggal 08 Mei 2020, pukul 21:13 WIB.

Dari kers, pak Taufiq Rahman. Tanggal 22 Juni 2020, aku membaca puisi beliau yang berjudul "Apakah Aku Masih Menjadi Sahabatmu?". Setelah membaca puisi tersebut, aku pun menemukan ide menulis puisi. Aku menanggapi puisi tersebut dengan menulis puisi yang berjudul "Kau Masih Sahabatku" di hari yang sama setelah selang beberapa jam.

5. Tentu yang tak kalah penting, aku menemukan ide menulis dari para teman-teman kers di platform blog K. Dan hal ini sudah pernah kubahas dalam artikelku yang berjudul "Ide dan Insipirasi Berpuisi dari Sesama Kompasianer". Artikel ini kutayangkan pada tanggal 12 Juni 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun