Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ide dan Insipirasi Berpuisi dari Sesama Kompasianer

12 Juni 2020   07:05 Diperbarui: 12 Juni 2020   07:44 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Tanggal 10 April 2019, aku kembali menulis puisi dan itu karena permintaan warga kompasiana bg Philip Manurung. Jujur aku lupa perihal apa kers ini minta kubuatkan puisi. Puisi yang kutuliskan berjudul "Rindu untuk P"

5. Tanggal 3 Mei 2019, aku menulis puisi yang berjudul "Mabuk Air Mata Rindu" dan ini kutuliskan karena salah satu kalimat di dalam puisinya bg Puhid Akhdiyat Septana tentang rindu, namun aku lupa judul lengkapnya

Untuk puisi yang tercipta tahun 2019 melalui proses interaksiku dengan warga kompasiana (kers) disudahi dulu. Aku akan menulis puisi yang kutulis tahun 2020 dan terbaru hasil interaksi dengan kers

1. Tanggal 11 Mei 2020, aku menulis puisi yang berjudul "Bercangkir-cangkir Puisi" dan aku menuliskan puisi ini karena komentar bg Deddy Husein Suryanto di postingan puisiku yang berjudul "Di Kepalaku Tetap Saja Kamu" pada tanggal 10 Mei 2020. Secuil komentar kers, bisa memberikan insipirasi untuk berpuisi

2. Tanggal 22 Mei 2020, aku kembali menulis puisi yang berjudul "Pintu Perasaan" dan itu tertulis karena aku membaca artikel pak Gobin Dd yang berjudul " Persahabatan Kim Jong-Un dengan Seorang Legenda NBA, Sisi Keterbukaan Korea Utara"

4. Tanggal 30 Mei 2020, aku menuliskan puisi yang berjudul "Bersimpuh di Bawah Harapan Semu" dan puisi ini tertulis karena terinspirasi dari artikel filsafatnya bg Reba GT "New Normal dan Hesiodus"

5. Tanggal 4 Juni, aku akan menanyakan puisi yang berjudul "Bersanding dalam Harmoni" Catatan : Puisi tertulis pada tanggal 3.06.2020, tepat pukul 16:06 WIB dan itu setelah pak Budi Susilo, meninggalkan jejak komentar pada artikel puisiku yang berjudul "Beda Warna Tetap Saudara".

Entah ada apa dibalik interaksiku dengan kers di Kompasiana, puisi yang sudah kutayangkan sejauh ini berhasil dilabeli pilihan oleh admin/editor Kompasiana. Itu memberikan kesenangan tersendiri bagiku

Dan sebenarnya ada beberapa puisi yang sudah tertulis karena berinteraksi dengan sesama warga kompasiana, baik yang sudah kutayangkan ataupun yang masih ada di catatan handphoneku

Sungguh berinteraksi dengan sesama kers, memberikan banyak hal baik bagiku. Walaupun yang berinteraksi denganku d Kompasiana, akun yang itu-itu saja

Karena ada beberapa akun yang tidak ramah menurutku, kita sudah vote dan komentar. Eh, dibalas pun tidak apa lagi berkunjung balik ke akun kita. Tidak masalah bagiku, ketika yang berkunjung ke postinganku akun yang sama setiap harinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun