Mohon tunggu...
Lusy Indria
Lusy Indria Mohon Tunggu... Jurnalis - planologi student

tidak boleh kosong

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Ekonomi yang Timbul dalam Rencana Pemindahan Ibu Kota

7 September 2019   08:58 Diperbarui: 8 September 2019   11:19 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mewujudkan hal tersebut harus diupayakan agar terdapat keterkaitan pula antara kegiatan pada pusat pertumbuhan dnegan kegiatan yang terdapat pada daerah di sekitarnya. Ambil contoh tentang pengiriman barang melalui Pelabuhan Semayang menuju Kabupaten Penajam Paser Utara. Barang yang dikirim akan melewati jalur darat dan jalur laut. 

Dua jalur ini sama-sama memerlukan biaya perjalanan berikut bahan bakarnya. Semakin banyak barang yang dikirim maka semakin banyak pula permintaan bahan bakar dan jasa angkut barang maupun jasa pengiriman. Dari sinilah timbul trickling-down effect.

Menurut kajian yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF, pihaknya menemukan banyak dampak negatif terkait rencana pemindahan ibu kota. INDEf melkaukan riset simulasi dengan model ekonomi keseimbangan umum atau model Computable General Equilibrium yang disingkat CGE. 

Dilansir dari media bisnis tempo, Rizal Taufikurahman (Peneliti INDEF) mengatakan bahwa pemindahan ibu kota tidak memberikan dampak apa-apa terhadap pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) riil dan GNE (Gross National Expenditur) riilnya. Lebih lanjut, riset INDEF menemukan bahwa pemindahan ibu kota ke provinsi Kalimantan Tengah berdampak 1,77 % terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 

Sedangkan kontribusinya terhadap PDB nasional berkisar 0,0001 %. Di sisi lain, rencan apemindahan ibu kota justru meberikan kontribusi negatif terhadap PDRB provinsi lain hingga mencapai angka 0,04 %. Untuk wilayah Kalimantan Timur, dampak yang didapatkan pada PDB nasional bernilai 0 %. Sementara dampak pada PDRB Kalimantan Timur meningkat hingga 0,24 %. 

Sedangkan dampak negatif dirasakan oleh provinsi lain, kecuali Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Papua dari sisi PDRB. Masih menurut Rizal, pemindahan ibu kota justru akan menyebabkan turunnya jumlah output di hampir seluruh sektor tradable-goods yang berbasis pada sumber daya alam. 

Justru nantinya sektor non-tradable goods yang akan semakin meningkat. Administrasi, pertahanan, pendidikan, kesehatan hingga kertas dan publikasi merupakan bagian dari sektor non-tradable goods.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun