Untuk mewujudkan hal tersebut harus diupayakan agar terdapat keterkaitan pula antara kegiatan pada pusat pertumbuhan dnegan kegiatan yang terdapat pada daerah di sekitarnya. Ambil contoh tentang pengiriman barang melalui Pelabuhan Semayang menuju Kabupaten Penajam Paser Utara. Barang yang dikirim akan melewati jalur darat dan jalur laut.Â
Dua jalur ini sama-sama memerlukan biaya perjalanan berikut bahan bakarnya. Semakin banyak barang yang dikirim maka semakin banyak pula permintaan bahan bakar dan jasa angkut barang maupun jasa pengiriman. Dari sinilah timbul trickling-down effect.
Menurut kajian yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF, pihaknya menemukan banyak dampak negatif terkait rencana pemindahan ibu kota. INDEf melkaukan riset simulasi dengan model ekonomi keseimbangan umum atau model Computable General Equilibrium yang disingkat CGE.Â
Dilansir dari media bisnis tempo, Rizal Taufikurahman (Peneliti INDEF) mengatakan bahwa pemindahan ibu kota tidak memberikan dampak apa-apa terhadap pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) riil dan GNE (Gross National Expenditur) riilnya. Lebih lanjut, riset INDEF menemukan bahwa pemindahan ibu kota ke provinsi Kalimantan Tengah berdampak 1,77 % terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).Â
Sedangkan kontribusinya terhadap PDB nasional berkisar 0,0001 %. Di sisi lain, rencan apemindahan ibu kota justru meberikan kontribusi negatif terhadap PDRB provinsi lain hingga mencapai angka 0,04 %. Untuk wilayah Kalimantan Timur, dampak yang didapatkan pada PDB nasional bernilai 0 %. Sementara dampak pada PDRB Kalimantan Timur meningkat hingga 0,24 %.Â
Sedangkan dampak negatif dirasakan oleh provinsi lain, kecuali Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Papua dari sisi PDRB. Masih menurut Rizal, pemindahan ibu kota justru akan menyebabkan turunnya jumlah output di hampir seluruh sektor tradable-goods yang berbasis pada sumber daya alam.Â
Justru nantinya sektor non-tradable goods yang akan semakin meningkat. Administrasi, pertahanan, pendidikan, kesehatan hingga kertas dan publikasi merupakan bagian dari sektor non-tradable goods.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H