Mohon tunggu...
Lustina Rima
Lustina Rima Mohon Tunggu... Administrasi - Berbagi Informasi

half accounting student, half coffee barista :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

FOMO Syndrome, Gangguan Kejiwaan Akibat Kecanduan Media Sosial

29 April 2020   16:46 Diperbarui: 29 April 2020   16:51 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial sekarang ini sudah menjadi kebutuhan utama bagi para generasi medsos. Tak dipungkiri dengan adanya media sosial, mampu membantu kebutuhan atau pekerjaan manusia. Berkomunikasi, bersosialiasai, berbagi informasi, promosi hingga menjadi sarana hiburan. Namun, dengan beragam manfaat yang ditimbulkan tidak menutup kemungkinan munculnya dampak-dampak negatif bagi para penggunanya. Salah satunya adalah munculnya FOMO syndrome, yang sekaligus menjadi topik pada ulasan artikel ini.

Apa itu FOMO?

Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah FOMO. FOMO merupakan singkatan dari Fear Of Missing Out. Istilah FOMO sendiri pertama dikemukakan oleh Dr. Andrew K. Przybylski yang merupakan seorang ilmuwan dari Inggris. Perlu diketahui bahwa sejak tahun 2013 istilah tersebut juga telah dimuat dalam Oxford English Dictionary.

FOMO didefinisikan sebagai suatu kecemasan yang timbul ketika sedang merasa tertinggal dari tren yang sedang terjadi di lingkungan saat itu. Dengan pernyataan lain, FOMO ialah ketakutan akan stigma "ketinggalan jaman, kurang update, tidak gaul" apabila kita tidak aktif di medsos setiap hari. Ketakutan tersebut yang menjadikan kita tidak bisa lepas dari media sosial hingga mengesampingkan kehidupan nyata. FOMO juga merupakan sakah satu gangguan kejiwaan akibat dari kecanduan terhadap media sosial.

Sumber : beritagar.id
Sumber : beritagar.id
Lalu, apa saja faktor-faktor penyebabnya?

Untuk mengantisipasi terkena FOMO syndrome ini, sebaiknya kita perlu mengetahui juga faktor-faktor penyebabnya, seperti :

- Munculnya media sosial

Kemunculan media sosial tentunya menjadi faktor utama penyebab sindrom FOMO ini. Di mana mulai timbulnya rasa iri dengan orang lain yang membagikan momen terbaikya ke dalam media sosial mereka. Rasa iri tersebut juga memicu rasa untuk tidak ingin kalah atau ketinggalan dengan apa yang telah dilakukan orang lain. Sehingga mendorong kita untuk melakukan hal yang sama.

- Terobsesi mengeksistensikan diri

Obsesi menjadi tak terkendali ketika kita sudah kecanduan terkadap media sosial. Susah untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada dunia di dalam sana untuk tidak menjadi tertinggal. Dan bahkan opsesi ini mampu memunculkan pikiran untuk mencoba membuat tren baru. Hal tersebut dilakukan agar para pengguna media sosial teracuni untuk mengikuti dan menjadikan diri sendiri paling eksis tak ketinggalan jaman.

Bagaimana agar terhindar dari FOMO?

Pada ulasan ini tentunya saya akan berbagi tips agar terhindar dari sindrom FOMO ini. 

- Ubah mindset

Jangan berpikir semua hal yang sedang terjadi adalah ideal bagi  hidup kita. Cobalah untuk tidak selalu mengikuti tren yang sedang terjadi dan lebih memahami diri sendiri.

- Batasi penggunaan media sosial

Cobalah untuk membuat alarm pada diri sendiri untuk tidak aktif di medsos selama lebih dari setengah sampai satu jam. Jangan lupa dalam praktiknya juga harus rutin agar kita menjadi terbiasa untuk tidak selalu aktif di media sosial kita.

- Buat jurnal harian & fokus dengan hal yang baik

Mulailah untuk menulis hal-hal yang patut disyukuri dalam hidup untuk membangun energi positif pada diri sendiri. Dengan memberikan rasa terima kasih dalam bentuk apapun kepada orang lain juga akan menekan dampak negatif dari media sosial.

- Ubah rasa iri menjadi motivasi

Ubahlah rasa iri yang timbul menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja diri sendiri dan melakukan hal-hal yang positif.

- Fokus dengan kehidupan nyata

Kembalilah berinteraksi secara nyata dengan teman, rekan atau keluarga untuk mengurangi kecanduan terhadap media sosial. Tinggalkan smartphone kita untuk sementara waktu dan mulai berkomunikasi secara nyata dengan orang di sekitar.

Pada dasarnya FOMO syndrome muncul karena kita lupa untuk bersyukur atas apa yang kita punya dan kita sering kali membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Intinya, kita harus tetap bersyukur atas hidup kita sendiri serta harus menghargai atas apa yang kita punyai.

Semoga FOMO syndrome tidak merenggut kebahagiaan hidup kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun