Mohon tunggu...
Lusmitasari
Lusmitasari Mohon Tunggu... Human Resources - HRD

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Shaliha

26 Januari 2019   09:00 Diperbarui: 26 Januari 2019   09:15 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesantunan sebuah senyuman

Di pipinya mengalir butiran air murni penyuci jiwa

Rangkaian tutur nan ramah

Bagaikan cermin berkilau yang mengikuti Sang Cahaya

Khimar anggunnya mengalir dengan sejati menutup hingga kebawah

Dengan langkah malu yang melukiskan ketundukan diri pada iman yang terus memijak

Menuju ketinggian ujung langit dari Sang Maha Tinggi

Kitab nan terjaga

Terpeluk erat dalam dekapan diri dan hatinya

Melambangkan hidayah yang dengan deras kian mengalir

Membawa arus pada hilir kebijaksanaan

Meski ia telah menapak pijakan nan tinggi

Ia tak alpa akan janjinya dengan Yang Maha Besar

Tugas mulia yang teremban untuk mencipta generasi pelampau masa lalu

Tugas mulia sebagai bulan penentran hati sang penggenap iman

Tugas mulia untuk membawa pahlawan hidup menuju Firdaus bersama

Juga tugas mulia seorang wanita sebagai hamba Allah terbaik untuk sesama

" Dilahirkan menjadi seorang wanita adalah takdir, namun menjadi muslimah dan sholehah adalah sebuah jalan menuju hidayah yang dijemput dengan istiqomah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun