Mohon tunggu...
Ana Lusiyana
Ana Lusiyana Mohon Tunggu... -

Saya seorang S-1 keperawatan + profesi ners. Saat ini sedang menjalani kuliah S-2 Keperawatan peminatan Kepemimpinan dan Manajemen dalam Keperawatan di Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tugas Siapa Menghadapi Geng Motor?

3 Juni 2017   01:37 Diperbarui: 3 Juni 2017   01:46 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Genk motor dan begal mulai meresahkan dan menimbulkan korban jiwa. Kasus penganiayaan genk motor mencapai 3 kasus dalam rentang satu minggu. Dampak luas sangat jelas terasa setelah beredarnya kasus penganiayaan di media sosial.  Perlu adanya strategi yang jitu untuk mengatasi permasalahan sosial ini. Pemberdayaan sektor kesehatan dalam masyarakat yang dapat menyentuh dan memberantasnya sampai ke akar masalah. Hal ini patut diperhatikan oleh masyarakat yang peduli, sehingga dapat mencegah komplikasi lanjut dan melindungi generasi muda terhadap moralitas yang kian rapuh.

Perspektif utama dalam perilaku genk motor ini terbagi atas dua sudut pandang. Nilai psikologis terkait nilai dan budaya dalam lingkungan tempat sosalisasi mereka. Penguatan peran keluarga yang harmonis dan mengayomi menjadi faktor utama dalam pembentukan perilaku seseorang. Usia muda yang penuh dengan fase pencarian jati diri, sangatlah rentan mengalami penyimpangan bila tidak memiliki pondasi yang kuat dan lingkungan yang tidak suportif.

Perspektif lainnya adalah lemahnya kewaspadaan jaringan pengaman dalam masyarakat. Sikap ketidakpedulian dalam masyarakat kota menjadi salah satu faktor predisposisi meningkatkan perilaku yang tidak diharapkan dalam sebuah masyarakat. Penurunan moralitas ini terkait erat dengan individualistis, materialistis yang semakin menurun saat ini.

Peran tenaga kesehatan terutama dalam puskesmas menjadi salah satu alternatif untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya perburukan perilaku seseorang dalam sebuah komunitas. Peran puskesmas sebagai pusat pelayanan preventif dapat menjalankan tugas memberikan edukasi dan terjun langsung bersama masyarakat tentang pentingnya menjalin jaring pengaman sosial. Apakah itu mendeteksi adanya perilaku menyimpang ataupun menekan perilaku menyimpang dengan kegiatan kepemudaan.

Perpanjangan tangan puskesmas melalui kader kesehatan dan optimalisasi TOMA menjadi salah satu strategi yang bisa digunakan selain strategi kekerasan yang dapat menimbulkan efek merugikan. Kader kesehatan memiliki kewenangan untuk mendeteksi, melaporkan dan mengawasi perilaku pemuda yang dapat membahayakan masyarakat. Tindakan ini akan mengawali sebuah proses intervensi pencegahan dan penatalaksanaan perilaku yang mungkin terlibat dengan aktifitas genk motor.

Sudah saatnya kita sebagai masyarakat peduli, turut serta melindungi anak-anak kita dari bahaya yang terjadi dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun