Mohon tunggu...
lusijani misbah
lusijani misbah Mohon Tunggu... guru dan terapis thibbun nabawi -

Saya guru, hobi menulis puisi. saya ingin mencoba hal-hal yang baru dan menantang terutama dalam tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ya Allah SWT, Hamba Ingin Berangkat Umroh dan Haji !

25 Juli 2015   11:42 Diperbarui: 25 Juli 2015   12:18 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabatku,  ini adalah salah satu jawaban dari perenunganku yang lama tentang "Mengapa Alloh belum menakdirkan saya untuk segera umroh atau haji?"

Selalu dan selalu pertanyaan itu muncul dibenakku. Dan teringat lagi kata-kata bapakku 24 tahun yang lalu, "Teh, ini bapak ada uang hasil jual tanah. Bapak tawarkan padamu, apa kamu mau ambil S2 tahun ini atau untuk biaya kamu pergi haji?" "S2 nanti saja pak, teteh pengen coba kerja dulu. Kalo untuk ibadah haji, teteh nggak mau sendiri, bukankah pergi haji musti bersama mahramnya? Teteh ingin pergi haji dengan bapak, atau dengan Ugi." jawabku. "Ya, gimana atuh, uangnya jg cukup buat kamu sekolah, atau ongkos haji satu orang. Kalaupun diusahakan untuk ada uang, bapak berat, lagian kan bapak udah berangkat haji. Jadi bapak ingin kamu, anak tertua bapak bisa berangkat. ke haji dengan Si Ugi gak mungkin, kan dia Agustus besok harus masuk sekolah." balas bapak.

Adikku, Ugi tahun itu masuk SMA. Penolakanku yg sederhana itu tak membuat si uang tetap ada. Ia habis juga. Keperluan daftar sekolah SMA, serta kebutuhan hidup sehari-hari. Ah, sudahlah, itu 24 tahun yang lalu.

Sampai hari ini, ternyata aku masih belum bisa ambil S2, juga belum bisa berangkat umroh sekali pun, apalagi pergi ibadah haji. Qodarullooh.

Di siang Ramadhan ke-26 sebuah tausyiyah yang disampaikan Ustadz Doddy Kps, membuat fikiranku terbuka. Adakah ini jawaban untuk pertanyaan lamaku? " Jika kita bicara tentang Rukun Islam, mengapa ibadah haji merupakan rukun terakhir? Seseorang dikatakan telah sempurna keislamannya jika telah menunaikan kelima rukun tersebut. Artinya Ibadah Haji adalah ibadah penyempurna. Ia bisa terlaksana dengan baik jika rukun Islam keempat, zakat sudah sempurna ditunaikan. Zakat bisa terlaksana jika rukun Islam ketiga, puasa sudah sempurna dijalankan. Puasa bisa dilaksanakan jika sholat sudah sempurna didirikan. Dan sholat bisa didirikan jika Syahadat sudah sempurna menetap dalam dada."

Ingatlah saat manusia pertama kali ada di alam ruh, Alloh bertanya pada ruh manusia seperti yang tercantum dalam al Qur-an Surat Al A'raf : 172 yang artinya :
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab : Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Setelah melewati masa itu, masuklah masa dimana manusia terbentuk dari pertemuan sel sperma dan sel telur. Jutaan sel sperma berlarian menuju sebuah sel yang dituju. Tapi hanya satu yang berhasil mencapainya dan bersatu dengan sel telur tersebut. Jutaan sel yang tak menang harus merelakan sang juara bersatu dengan sel telur. Lalu, apakah dengan mudah sel sperma tadi bersatu dengan sel telur? tidak. Dia pun telah memulai perjuangannya dengan pengorbanan yang pertama kali, ia harus melepaskan ekornya. Ini sebagai simbol pertama.
Janin yang tumbuh di dalam rahim sang ibu, pada waktunya harus lahir, keluar dari kenyamanannya di alam rahim untuk memasuki alam dunia, ia berkorban lagi, ia harus mau melepaskan diri dari tali ari-ari, dan menjadi manusia mandiri. Kedua orangtua diperintahkan untuk melakukan aqiqah, berkurban dengan satu atau dua ekor kambing atas nama anaknya. Sang ayah mengadzankan anaknya di telinga kanan, rangkaian ucapan taauhid yang pertama kali diperdengarkan. Menancapkan Syahadat pada diri sang anak. ini sebagai simbol kedua.
Di saat manusia tadi sudah akil baligh, diperintahkan lagi untuk berqurban dengan satu ekor kambing, seperti yang dicontohkan Rasululloh Ibrahim 'Alaihissalam. Berkurban sebagai tanda bersyukur atas kehidupan yang telah ia nikmati yang diberikan Alloh padanya. ini sebagai simbol ketiga.
Perjalanan kehidupan seorang muslim, dengan menjalankan rukun Islam sebaik-baiknya dari mulai bersyahadat dan menyempurnakannya, kemudian ia bisa mendirikan sholat dan menyempurnakannya sehingga ia bisa menjalankan puasa dan menyempurnakannya juga, lalu membayar zakat dan menyempurnakannya, dan terakhir, Ibadah Haji ke Baitulloh adalah penyempurna Keislaman dirinya.

Di antara hal-hal yang dilakukan saat berhaji atau umroh, adalah mencium Hajar Aswad. Jika kita perhatikan ia bagaikan jalan lahir manusia, tempat keluarnya manusia dari rahim sang ibu. Menciumnya, adalah sebuah simbol pula, kita kembali pada hakekat mendekatkan diri pada sifat Rohman Rohimnya Alloh. Itulah, mengapa Haji ada di akhir rukun Islam. Karena rukun islam kesatu hingga keempat, harus sempurna, maka haji lah yang menyempurnakannya.
Lalu tentang pertanyaan saya pada Alloh," Mengapa saya belum juga ditakdirkan untuk berumroh atau berhaji ? " jawabannya adalah bahwa saya harus mengkaji lagi dengan bertanya pada diri, " Apakah syahadat saya sudah sempurna? apakah sholat saya sudah sempurna ? apakah puasa saya sudah sempurna ? apakah zakat saya sudah sempurna? sehingga Alloh nanti memberikan 'kelayakan' pada saya untuk menyempurnakan rukun Islam itu dengan BERHAJI."
Lalu, terbersit lagi dalam pikiran, mengapa banyak orang dengan mudah melaksanakan umroh atau haji berkali-kali tetapi tak menunjukkan akhlak kesempurnaan Islam ? Biarlah hanya Alloh dan dirinya yang tahu. Yang terpenting adalah mari jadikan diri kita 'manusia sebaik-baik manusia'. Rohmatan lil 'aalamiin. Aamiin.

Suara Batinku

Seandainya Engkau belum mengundang aku ke Baitullaah...

Maka izinkanlah ... Yaa Allah ...

Aku akan mengundang Engkau di lubuk hatiku yang terdalam ...

Aku akan slalu memanggil-Mu...

Tiap detak jantungku...

ALLAHU ALLAH... ALLAHU ALLAH...

Sampai akhir nafasku... izinkanlah ...

Sampai Engkau memanggilku...

LABBAIK ALLAHUMMA LABBAIK...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun