Kini lato-lato yang sedang ramai di kalangan masyarakat khususnya untuk anak-anak. Permainan lato-lato pertama kali populer di tahun 1960'an sampai 1970'an yang dinamai dengan clackers balls toys, meski populer di Indonesia ternyata lato lato bukan permainan asli tradisional Indonesia.
Permainan ini berasal dari Amerika
Serikat dan terinspirasi oleh Eskimo. Yoyo yakni mainan tradisional budaya asli Alaska pada awal 1970-an. Crackers toys begitu populer hingga sampai ke penduduk provinsi kecil di Italia Utara.
Lato-lato mulai populer kembali pada tahun 2022 dan mulai banyak sekali anak-anak sampai orang dewasa yang memainkannya. Tidak sedikit yang memainkan permainan itu, awalnya masyarakat tidak menghiraukan suara dari permainan tersebut hingga dimana permainan itu menimbulkan suara yang sangat mengganggu untuk masyarakat sekitar apalagi jika dimainkan bersama-sama pada sebuah kelompok. Hal tersebut kadang-kadang membuat warga terganggu. Bahkan banyak anak-anak yang memainkannya sampai tak kenal waktu. Sangat mengganggu waktu istirahat warga.
Â
Tidak hanya suara tetapi permainan ini sangat berbahaya untuk anak-anak yang tidak bisa memainkannya. Banyak anak-anak yang terluka saat memainkan permainan ini, seperti bola yang lepas dari tali dan mengenai wajah atau dahi anak-anak yang memainkan atau orang yang ada di dekatnya.
Â
Tidak sedikit dari permainan lato-lato menimbulkan efek negatif permainan ini dapat memberikan sisi buruk dan bahaya terutama bagi penggunanya jika tidak mahir memainkannya akan mengalami kesalahan yang akan mengakibatkan cedera atau memar di sekujur pergelangan tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H