Mohon tunggu...
lusia sirait
lusia sirait Mohon Tunggu... -

seorang dokter umum di puskesmas kecamatan koja, jakarta utara. yang saat ini bertugas di layanan Harm Reduction (terapi metadon, penyakit menular seksual, konseling dan terapi penyakit hiv/aids)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Adiksi Itu Apa Sih?

25 September 2013   16:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:24 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ADIKSI ITU APA SIH?

Orang dengan ketergantungan zat atau bisa juga disebut mengalami penyakit adiksi bisa diumpamakan seperti orang yang menderita penyakit diabetes melitus di mana seseorang mengalami gangguan/kerusakan pada organ pankreas sehingga tubuh tidak dapat mengontrol kadar gula darah. Maka orang tersebut membutuhkan obat untuk dapat mengontrol gula darahnya agar organ dan sistem di tubuhnya dapat berjalan dengan baik. Atau seperti orang dengan penyakit hipertensi yang membutuhkan obat untk dapat mengontrol tekanan darahnya.

Klien dengan penyakit adiksi juga mengalami gangguan pada otaknya sehingga “timbul keinginan untuk menggunakan zat dan mendapat kenikmatan”. Bisa digambarkan seperti ini, umpama saya disodori sekilo putauw, maka saya tidak akan tergiur untuk menggunakannya. Tapi pada klien dengan adiksi, jangankan disodori, membayangkan/teringatdengan hal yang berhubungan dengan Napza sekalipun sudah dapat menimbulkankeinganan (yang tidak dapat terbendung) untuk mendapatkan dan menikmati zat tersebut. Itulah mengapa tingkat kriminalitas tinggi pada klien adiksi. Karena mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan zat tersebut.

Misalnya, penyakit demam berdarah, gejala penyakitnya antara lain, panas, mual, nyeri perut dan lain sebagainya. Maka pada penyakit adiksi, gejalanya antara lain, perubahan perilaku (berbohong, marah, curiga, mudah tersinggung), melakukan tidak kekerasan/kriminal dan lains ebagaiya.
Bisa dipahami bahwa gejala penyakit bukanlah suatu hal yang sengaja dilakukan oleh penderitanya. Seperti pada demam berdarah, tentunya si penderita bukan sengaja mengalami panas tinggi bukan?

Itulah juga yang dialami para penderita adiksi..
Mereka tidak dengan sengaja (melakukan) mengalami gejala penyakitnya..

Sehingga, dapat dipahami bahwa orang dengan penyakit adiksi memerlukan pertolongan serta terapi yang tepat untuk dapat pulih atau terkontrol..

BAGAIMANA MENGATASI ADIKSI?

Ada banyak jenis terapi untuk penyakit adiksi, tergantung jenis zat yang dipakai paling banyak/paling menyebabkan ketergantungan. Ada juga jenis terapi perilaku (berkelompok), baik rawat inap maupun rawat jalan.


Salah satu terapi untuk adiksi adalah metadon. Terapi ini khusus untuk ketergantungan zat opioid (putaw atau heroin) yang biasanya disuntikkan. Metadon adalah terapi yang aman dan legal. Dengan metadon, klien dapat hidup selayaknya orang normal.Aktif di siang hari dan dapat beristirahat di malam hari. Tetap dapat bekerja, mengendarai kendaraan bahkan mengoperasikan mesin sekalipun. Dengan metadon klien diharapkan dapat mengatasi suges (keinginan untuk menggunakan zat ) dan sakaw (gejala putus zat, seperti ngilu-ngilu di badan). Dosis metadon disesuaikan dengan kebutuhan pasien di bawah pengawasan petugas kesehatan. Sehingga klien harus datang tiap hari ke layanan untuk minum metadon. Dan karena minum metadon, tentunya klien tidak perlu lagi menyuntikkan zat illegal yang berbahaya (putaw atau heroin), di mana seperti yang kita ketahui, pemakaian jarum suntik secara bergantian merupakan faktor resiko penularan penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis C. Dengan metadon juga tentunya tingkat kriminalitas akan menurun, karena klien dengan penyakit adiksi sudah dapat mengandalikan diri dan perilakunya sehingga hidup seperti layaknya orang normal. Hubungan sosial dengan keluarga dan masyarakat pun tentunya akan membaik. Hubungi saya untuk informasi atau masukan

lebih lanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun