Mohon tunggu...
Syasha Lusiana
Syasha Lusiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku parenting CAHAYA DUNIA, Konselor, Motivator, Teacher

Pembelajar sepanjang hayat agar selalu memberi manfaat untuk masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mulailah dengan Memaafkan

9 November 2023   09:00 Diperbarui: 9 November 2023   11:37 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Akhirnya mereka gagal memaafkan diri sendiri, gagal memasaafkan pasangan.  Keinginan terbesarnya adalah membalas  sakit hati.  Benci dan dendam berkelindan, menguasai rongga jiwa.  Andai saja mereka bisa memanfaatkan psychological time dengan bijaksana.  Jenguklah masa awal pernikahan terdahulu.  Betapa bahagia dan mesra bersama pasangan tercinta.  Menengok masa-masa romantic, menemukan momentum istimewa, bersama pasangan tercinta.  Hari-hari yang selalu indnah ceria.  Bahagia semuanya.   Tengok selalu sisi kebaikan dan kelebihan pasangan.  Itu yang melegakan, itu yang menentramkan, jangan mau berteman dengan kekesalan.

Andai saja mereka melompat ke masa depan hanya untuk menjumpai sahabat yang bernama penerimaan dan harapan.  Selalu ada harapan kebaikan.  Karena kesalahan yang membuat seseorang menjadi semakin saleh, lebih bermakna dibanding kebaikan yang membuatnya semakin sombong dan angkuh.  Kemampuan memanfaatkan psychological time dengan bijaksana seperti ini hanya terjadi dengan satu persayratan : Forgiveness.  Ya, forgiveness! Mereka selalu protes : mengapa saya harus memaafkan pasangan? Dan saya selalu menjawab : mengapa anda tidak memaafkan pasangan?  

Pada kenyataannya mereka menolak memaafkan pasangan, secara tidak sadar mereka tengah menghukum diri mereka sendiri.  Makin lama makin menyakitkan.  Itu sebabnya mengapa makin lama "masa penghukuman" itu terjadi, akan semakin terasa menyakitkan bagi mereka sendiri.  Saya melihat mereka yang gagal memaafkan pasangan ini gigih mengecat ruang jiwa mereka dengan warna hitam, serba hitam, gelap pekat.  Tak ada cahaya.  Seperti rumah yang semua ruangannya dicat warna hitam.  Terasa gelap dan sesak.   Maka saya berikan cat putih dan kuas kepada mereka "Pulang, dan cat ulang ruang jiwa anda dengan warna putih"  serba putih... bersih.  Saat esok hari mereka datang lagi, saya tanyakann : "Adakah kamu merasakan hal yang berbeda?" 

Ruang itu tetap sama luasnya tidak berubah oleh karena perubahan cat.  Namun perasaan penghuni ruang itu yang berbeda.   Merasa damai, lapang dan lega.  Itulah kekuatan forgiveness.  (cahyadi takariawan dalam sabuah perjalanan,Halim perdana Kusuma, 13 april 2017)

              Merenungi tulisan beliau mengingatkan kepada kita semua, para pasangan suami istri untuk terus memperbaiki kualitas rumah tangga, karena dia berjalan turun naik asal tidak terjadi turbulensi, semoga kita semua menjadi pasangan-pasangan yang dijaga Allah untuk menjadi pasangan Syurga-Nya.

Cikarang, 080517

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun