"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan bahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Membaca buku juga dapat meningkatkan daya imajinasi dan daya pikir. Â Membaca buku dapat melihat apa yang belum dapat dilihat, menjangkau apa yang belum bisa dijangkau.
Selain itu, membaca dapat meningkatkan konsentrasi dan menjadikan otak terus bekerja secara cemerlang sehinga orang tidak mudah lupa, dan tangkas berpikir.
Buku adalah pertemuan dua kekuatan yang berhasil memengaruhi pendidikan manusia yaitu seni dan sains. Keduanya bertemu dalam buku.
Orang-orang sukses di dunia ternyata punya kebiasaan membaca dalam kehidupannya. Mark Zukcerberg seorang pemuda pendiri Face book mempunyai kebiasaan membaca dengan menyelesaikan membaca buku setiap dua minggu sekali dengan tema-tema buku teknologi, kepercayaan, sejarah dan budaya.Â
Demikian pula Bill Gates, seorang pemilik produk Microsoft dunia, dia mempunyai kebiasaan membaca satu buku dalam satu minggu.
Namun, sayangnya kebiasaan membaca buku belum menjadi kebiasaan masyarakat atau anak Indonesia. Â Â Terbukti dari berbagai survey yang dilakukan UNESCO bahwa indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia masih rendah sekitar, 0,001 persen. Â Artinya, dari 1000 penduduk hanya ada satu saja yang memiliki keinginan untuk membaca buku.
Bahkan dari hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA), disebutkan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara yang diteliti.
Kecerdasan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh sejauh mana minat mereka dalam membaca, menghargai dan melestarikan keberadaan Buku sebagai gudang Ilmu. Â Â Guru di sekolah-sekolah sering berpesan "Jangan jual bukumu ke tukang loak atau dijadikan bungkusan dagangan, karena sesungguhnya engkau sedang melakukan penghancuran sebuah buku, sebuah maha karya sang penulis sudah membuatnya sedemian kerja keras untuk mewujudkannya menjadi sebuah buku".
Seperti juga yang diungkapkan Milan Kundera "Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, maka hancurkan buku-bukunya. Â Maka pastilah bangsa itu akan musnah".
Bibliosida atau penghancuran Buku sering dilakukan oleh para pelaku ekspansi agar musnah semua sejarah tentang manusia di tempat itu.