Mohon tunggu...
Lusiana Roamer
Lusiana Roamer Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hidup harus bermanfaat dan berguna untuk orang banyak. Berbuat ikhlas tanpa alasan..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 1.1 Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

11 Agustus 2024   02:29 Diperbarui: 11 Agustus 2024   02:49 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid Mengerjakan Asesmen Diagnostik (Dok.Pribadi)

Pembelajaran adalah proses adanya perubahan yang akan dialami manusia. Seperti diketahu sebelumnya bahwa pembelajaran tradisional adalah pembelajaran yang terbaik dan pembelajaran yang harus dilalui oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan, dimana terfokus kepada perpindahan pengetahuan dari guru pada peserta didik. Guru dianggap sebagai sumber pembelajaran utama yang memberikan informasi-informasi kepada peserta didik sebagai objek pembelajaran. Namun ternyata setelah saya mempelajari mengenai pemikiran-pemikiran dasar Ki Hajar Dewantara tentang konsep pendidikan, konsep pembelajaran tradisional kurang tepat untuk diterapkan. 

Konsep pendidikan yang saya pahami dari pemikiran Ki Hajar Dewantara diantaranya :

1. Pendidikan bukan hanya tentang perpindahan pengetahuan dari guru ke peserta didik

2. Harus adanya penerapan budi pekerti

3. Pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat jaman

4. Sistem among, yaitu peran guru dalam pembelajaran hanya untuk menuntun atau memberi arahan kepada peserta didik. Sehingga guru hanyalah seorang fasilitator pembelajaran

Berdasarkan konsep diatas maka peristiwa selama mempelajari materi refleksi pendidikan nasional adalah saya merasakan bahwa harus lebih yakin lagi untuk menjadi seorang pendidik dan lebih baik, tentunya dengan semangat mendidik yang tinggi. Bahwa pendidikan pendidikan itu menuntun. Guru sebagai among pembelajaran harus bisa menuntun, mengarahkan, dan mengantarkan siswa-siswanya untuk meraih atau mendapatkan apa yang dicita-citakan di masa depan. Pemikiran untuk menuntun anak dalam proses pembelajaran harus benar-benar diterapkan. Karena layaknya petani, kita tidak bisa mengubah padi menjadi jagung, namun kita bisa merawat padi agar menjadi padi yang subur dan tumbuh dengan baik, seperti itulah yang harus kita lakukan, menuntun murid untuk belajar, dengan mengawasi dan mendukung setiap tahapannya seperti menyediakan kebutuhan belajar dan tentunya memberikan akses belajar yang sebaik-baiknya.

Peserta didik adalah objek pembelajaran tetapi kita tidak bisa merubah karakter atau mind set mereka supaya sejalan dengan pemikiran kita. Masing-masing anak berbeda pembawaannya dan sebagai pendidik kita harus bisa mengatasi segala perbedaan itu.  Anak didik itu bukanlah kertas polos yang bisa kita rubah sesuai kehendak. Mereka akan meniru dan mencontoh apa yang orang tua lakukan. Dalam proses pendidikan kadang kita harus berperan di depan untuk menjadi suri teladan, kadang kita harus berada di tengah-tengah anak untuk memberikan semangat, membuat anak nyaman dengan keberadaan kita, atau bahkan kadang juga kita harus di belakang untuk memberi mereka semangat dan dorongan. Para peserta didik perlu support agar mereka bisa menjalankan kegiatan belajarnya dengan baik dan tentunya dengan hasil yang maksimal.

Perasaan selama melakukan perubahan di kelas adalah bahwa perubahan itu penting untuk ke arah yang lebih baik. Anak didik perlu diberikan refleksi dalam pembelajaran supaya kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif, informatif, dan inovatif. Lakukan pembelajaran yang menyenangkan agar anak didik tidak merasa bosan dan jenuh dalam menjalani hari-harinya sebagai pelajar. Pendidik dan peserta didik seyogyanya melakukan kolaboratif demi tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan.

Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan yaitu merancang pembelajaran yang berpihak kepada murid. Pembelajaran yang saya rancang dimulai dengan memberikan pertanyaan lisan sebagai pretest dan tentu saja ada kaitannya dengan kesiapan belajar, yang selanjutnya dijadikan landasan dalam merancang pembelajaran. Selain itu juga saya melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui gaya belajar, karakter, serta minat siswa dan mengidentifikasi kompetensi siswa. Asesmen diagnostik perlu dilakukan sebagai alat ukur pendidik terhadap anak didiknya.

Kegiatan selanjutnya adalah rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi. Kegiatan pembelajaran berkolaborasi bersama teman sejawat untuk dapat menyusun materi pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar dan dapat mewujudkan suatu projek bersama dengan tetap berupaya memberikan pemahaman dalam pengamalan Pancasila di kehidupan sehari hari. Modul ajar disusun berdasarkan capaian kompetensi yang menjadi target terwujudnya sistem pembelajaran yang sesungguhnya. Saya menyusun beberapa pertanyaan dengan pemantik yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu saya juga menyiapkan LKPD dan bahan ajar yang isi materinya tentang materi ajar yang saya sampaikan.

Diskusi dengan rekan sejawat untuk menyusun capaian pembelajaran. (Dok. Pribadi)
Diskusi dengan rekan sejawat untuk menyusun capaian pembelajaran. (Dok. Pribadi)

Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik (Dok. Pribadi)
Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik (Dok. Pribadi)

Peserta didik mengerjakan LKPD secara berkelompok. (Dok. Pribadi)
Peserta didik mengerjakan LKPD secara berkelompok. (Dok. Pribadi)

Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok (Dok. PribadiGadget)
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok (Dok. PribadiGadget)

Kegiatan pembelajaran diawali dengan tanya jawab terkait pengetahuan murid tentang materi ajar sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mereview sejauh mana peserta didik dapat memahami dan mempelajari materi-materi lalu. Sebagai alat ujinya, peserta didik diberi LKPD dan bahan ajar untuk dipelajari oleh murid secara berkelompok. Melalui kegiatan berdiskusi murid belajar saling menghargai antar sesama dan melatih sikap percaya diri pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Sambil berproses kegiatan belajar mengajar, dilakukan pula diskusi antar rekan sejawat. Penilaian yang dilakukan menurut rekan sejawat kegiatan pembelajaran yang saya lakukan sudah baik, dengan siapnya materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran selalu melibatkan semua murid aktif dalam belajar melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi kelompok. Pada saat awal, testimoni dari peserta didik adalah bahwa pembelajaran materi saya sulit. Tapi seiring berjalannya waktu  para murid merasa  senang karena kegiatan pembelajarannya selalu saya buat variatif dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik, dan pada akhirnya materi pembelajarannya mudah dipelajari dan dipahami.

Menjelang akhir pembelajaran peserta didik diajak untuk merefleksikan diri terkait pembelajaran yang telah dilakukan serta menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun